Pada
saat penerimaan murid baru di SMP ku, tepatnya pada tanggal 21 juni 2012. Aku
melihat sebuah siluet yang aku rasa aku pernah mengenalnya. Tapi setelah aku
ingat-ingat aku memang mengenalnya. Orang itu adalah David. Dulu dia teman
sekelasku, tetapi kini ia menjadi adik kelasku. Hal itu di karenakan pada saat
kita di sekolah dasar dulu ia tidak naik kelas karena nilainya yang buruk di
Ulangan Kenaikan Kelas.
Saat
itu aku terus memperhatikannya. Ia terlihat masih sangat lugu dengan seragam
SD-nya. Ketika ia melewati depan kelasku dan melihatku, ia tersenyum padaku. Itu berarti ia belum lupa padaku bukan ?
Tetapi ada yang aneh setelah itu. Senyumannya selalu terngiyang dibenakku.
Sungguh, aku tidak tahu apa yang terjadi padaku.
Dan
akupun bercerita pada Nurita, sahabatku. Ia sangat cantik dan baik, ditambah
lagi bakat multitalennya. Tidak heran banyak sekali laki-laki yang menyukainya.
Jujur, aku sedikit iri padanya.
Satu bulan penuh aku memperhatikan David dan mengikuti
perkembangannya. Seragam SMP-nya membuat
ia terlihat seperti anak SMP kebanyakan, tidak lugu lagi seperti dulu. Ia
tampak sangat berbeda, jauh lebih keren, lebih putih, dan lebih dewasa. Untuk
lebih mengenal sifatnya aku mencoba mendekatinya. Jika bisa menjadi sahabat
mengapa tidak ? Menurutku itu lebih baik daripada kita menjadi pasangan
kekasih.
Akhirnya ini aku berhasil
mendapatkan nomor ponselnya berkat bantuan temanku yang bernama Rachul. Malam
malam aku mencoba mengiriminya sebuah pesan. Tidak kusangka ia membalasnya.
Entahlah, hatiku merasa sangat senang. Kami saling berkirim pesan hingga waktu menunjukkan pukul 21.00 WIB.
Sejauh mata memandang hanya
terlihat hamparan alang-alang tinggi yang
sangat luas. Sebenarnya aku tidak tahu aku sekarang berada dimana. Langkah kaki
ini yang telah menuntunku hingga ketempat ini. Beberapa saat aku baru
menyadari jika aku hanya sendiri disini.
Tidak ada orang lain yang aku lihat.
Pikirku, tidak ada hal lain yang
bisa aku lakukan selain menikmati keindahan yang tersaji didepanku ini. Angin
yang berhembus semilir meminkan rambutku dan menerpa kulit wajahku. Ketenangan
ditempat ini sangat mendamaikan hatiku, membuatku merasa nyaman.
Sedikit
tersentak ketika sebuah bayangan hitam yang menyerupai manusia muncul
didepanku. Anehnya, aku tidak merasa takut akan kehadiran bayangan
tersebut. Bayangan itu memberiku sebuah
benda entah apa itu, yang jelas benda itu dibungkus kertas kado bermotif love dan bertuliskan I Love You. Setelah itu, bayangan
tersebut menghilang begitu saja.
Itu tadi adalah
mimipiku setelah aku berkirim pesan dengan David. Tentu saja aku
menceritakannya pada Nurita. Sebalnya ia malah menertawakanku. Ketika itu hanya
bisa berkata “Ahh. Itu hanya mimpi,
tidak mungkin akan menjadi kenyataan!”
Hingga sekarang
aku masih berhubungan dengannya.
Baru saja aku
bertemu dengannya dan dia memberikan senyuman itu lagi. Senyum manis yang elalu membuatku melayang dan selalu
mengingatnya. Dan bagiku senyuman itu adalah senyuman yang penuh arti. Argh! Aku semakin tidak tahu dengan
perasaaan ini.
Tuhan.. Apa
yang sedang terjadi padaku ? Aku memanglah orang bodoh yang belum mengerti apa-apa. Entahlah. Terlalu
memikirkan hal-hal seperti itu membutku lupa akan belajar.
baru saja aku mendapat pesan
darinya. Sedikit berbeda dari biasanya David berkata akan memberiku coklat
ketika tanggal 14. Pada saat hari valentine nanti. Tapi mungkinitu hanyakah
gurauannya. Dilihat dari kesehariannya, ia adalah orang yang humoris.
Beberapa hari kemudian…
Tidak ku sangka sekarang sudah
tanggal 14 Februari, dalam hati aku
hanya berdoa semoga mimpi itu menjadi kenyataan.
Di
sekolah, seperti biasa aku menjalankan rutinitasku. Tetapi tiba-tiba David
menghampiriku dengan membawa sebuah benda yang dibungkus kertas kado bermotif love persis seperti mimpi itu. Tuhan…
Apakah mimpi itu akan terjadi ?
“Hai”
David menyapaku
Aku
tersenyum lalu membalasnya “Hai”. Sebenarnya sedikit canggung aku berbicara dengannya seperti ini.
“Ini
untukkmu” katanya
Dahiku
berkerut melihatnya. Ah! Ini begitu
mirip dengan mimpi itu.
“Terimalah!”
katanya lagi.
Dengan ragu aku menerima
bingkisan itu. Mungkin tampangku terlihat sangat konyol sekarang. Ah! Pipiku terasa memanas. Mengapa aku
malu ?
“Sudah ya ?” tanyanya. Tanpa
menunggu jawabanku ia berlari meninggalkanku dan menghampiri temannya.
Tidak sabar aku ingin mengetahui
isinya. Jadi, aku membukanya sedikit. Ternyata bingkisan itu adalah coklat silverqueen. Kalian tahu ? Itu adalah
coklat pertama yang aku dapatkan dari seorang laki-laki.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar