TEMA
: “Merokok budaya kita saat ini”
Pembawa
acara : “Kita mengetahui bahwa didunia
ini banyak orang yang menjadi pecandu rokok bahkan ironisnya anak-anak dibawah
umur pun bisa mengikuti langkah kedua orang tuanya untuk menjadi pecandu rokok,
maka hari ini dalam acara Dialog
Interaktif yang diselenggarakan oleh Trans 7 bekerja sama dengan Departemen
Kesehatan RI, saya mengundang narasumber dari Menteri kesehatan, Dr. Nafsiah
Mboi , SpA, MPH dan juga Wakil dari Dirjen Departemen Kesehatan Prof. Dr.
Tjandra Yoga Aditama. Apa kabar Bapak Tjandra dan Ibu Nafiah?”
Bapak Tjandra dan
Ibu Nafiah : “Ya, Alhamdulillah baik-baik saja.”
Pembawa acara : “Pertama-tama sebelum
saya bertanya, terima kasih kepada Bapak dan Ibu yang dapat menghadiri acara
ini.”
Pembawa acara : “Bapak Tjandra apakah
seorang pecandu rokok dapat mempercepat kematian dirinya sendiri?”
Bapak Tjandra : “Dalam agama pasti
semua makhluk hidup pasti akan meninggal jika itu dikehendaki oleh sang
pencipta, tetapi dalam ilmu ilmiah sendiri rokok dapat mempengaruhi kesehatan
juga dapat membunuh separuh dari masa hidup sang pecandu/perokok sendiri, usia
minimal seorang perokok biasanya meninggal pada usia 35-69 tahun, bahkan
menurut lembaga kesehatan/Depkes, merokok dapat membunuh lebih dari 5 juta
orang disetiap tahunnya, jika hal ini terus berlanjut maka pada tahun 2020
dapat diperkirakan akan terjadi lebih dari 10 juta kematian dengan tingkat
kematian lebih dari 70% akan terjadi di Negara berkembang.”
Pembawa acara : “Lalu khususnya di
Indonesia sendiri, apakah banyak orang yang menjadi pecandu rokok, bisa
dijelaskan Ibu Nafsiah?”
Ibu Nafsiah : “Di Indonesia sendiri
tingginya populasi dan konsumsi rokok menempatkan Indonesia menduduki urutan
ke-5 konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah China, Amerika Serikat, Rusia
dan Jepang dengan perkiraan konsumsi 220 milyar batang pada tahun 2005 dan
terus meningkat hingga sekarang.”
Pembawa acara : “Lalu apakah akibat
dari terus menerus menjadi pecandu rokok?”
Bapak Tjandra : “Rokok dapat
menyebabkan berbagai penyakit tidak menular seperti jantung, dan gangguan
pebuluh darah, stroke, kanker paru-paru, dan kanker mulut.”
Ibu Nafsiah : “Jika pecandu rokok
itu adalah seorang wanita maka dapat menyebabkan penurunan kesuburan,
peningkatan insidens hamil diluar kehamilan, pertumbuhan janin, (Fisik dan IQ)
yang melambat, kejang pada kehamilan, gangguan imunitas bayi dan juga
peningkatan kematian perinatal.”
Pembawa acara : “Ya, terima kasih
Bapak Tjandra dan Ibu Nafiah yang telah meluangkan waktu kepada kami, dan telah
memberikan beberapa informasi yang sangat penting bagi kami sehingga kami semua
mengetahui bahwa di Indonesia banyak sekali pecandu rokok dan akibat dari
merokok.
Saya juga telah mengundang seorang ‘mantan’ pecandu rokok, sambutlah
Bapak Gilang.
Bapak Gilang apa kabar? Terimakasih anda dapat menghadiri acara ini.”
Bapak Gilang : “Alhamdulillah, kabar
saya baik-baik saja.”
Pembawa acara : “Bapak Gilang
bagaimana awalnya anda merokok?”
Bapak Gilang : “Awalnya saya mencoba
rokok itu ketika saya masih bersekolah dulu pada saat itu saya diajak merokok
oleh teman saya awalnya hanya coba-coba saja, pertama kali saya mencobanya
rasanya pahit dan membuat sesak pernafasan, setelah itu saya terus diajak 3-4 kali
setelah itu saya mulai terbiasa dan menjadi pecandu rokok sampai berumur 20
tahun, pada saat itu saya benar-benar menjadi orang yang sangat tergantung pada
rokok seperti halnya jika pusing/stress saya langsung merokok dan hal itu
membuat saya terkena penyakit pernafasan, pada saat itu saya bertekad untuk
berhenti merokok, lagipula merokok tidak akan membawa berkah melainkan penyakit
dan musibah, saya berfikir bahwa hidup saya masih terus berlanjut hingga sang
pencipta mencabut nyawa saya.”
Pembawa acara : “Cara apa yang anda
jalani untuk bisa berhenti merokok?”
Bapak Gilang : “Yang paling utama itu
bertekad dan ada niat didalam hati sama seperti halnya belajar, lalu belajar
untuk membnci rokok, bergaullah dengan orang yang tidak merokok,
sesering-sering pergi ketempat ber AC, pindahkan semua barang-barang yang berhubungan dengan
rokok, beritahulah orang sekitar jika kita ingin berhenti merokok, hilangkanlah
kebiasaan bengong atau menunggu sering-seringlah periksa ke dokter dan yang
paling penting carilah pengganti rokok seperti permen atau makanan yang
manis-manis untuk cemilan disaat waktu luang.”
Pembawa acara : “Terima kasih kepada
Bapak Gilang yang telah mepaparkan segala sesuatunya sehingga kita tahu bahwa
merokok adalah hal yang tidak baik untuk kesehatan. Dan saya juga berterima
kasih karena Bapak Gilang telah menyempatkan waktu untuk datang menghadiri
acara Dialog
Interaktif pada malam hari ini. ”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar