Minggu, 30 Maret 2014

Mencari Kebahagiaan


Alkisah, ada seorang pemuda sedang duduk dengan tatapan kosong mengarah ke hamparan air telaga. Dia sudah berkelana mendatangi berbagai tempat, tapi belum ada yang membahagiakan dirinya. Tiba-tiba terdengar suara sengau memecah kesunyian.
“Sedang apa kau di sini, anak muda?” tanya seorang kakek yang tinggal di sekitar situ.
Anak muda itu menoleh sambil berkata. ”Aku lelah, Pak Tua. Aku sudah berjalan sejauh ini demi mencari kebahagiaan, tapi perasaan itu tak kunjung kudapatkan. Entahlah, ke mana lagi aku harus mencari…” keluh si anak muda dengan wajah muram.
“Di depan sana ada sebuah taman. Pergilah ke sana dan tangkaplah seekor kupu-kupu. Setelah itu aku akan menjawab pertanyaanmu,” kata si kakek. Meski merasa ragu, anak muda itu pergi juga ke arah yang ditunjuk. Tiba di sana, dia takjub melihat taman yang indah dengan pohon dan bunga yang bermekaran serta kupu-kupu yang beterbangan di sana.
Dari kejauhan di kakek melihat si pemuda mengendap-endap menuju sasarannya. Hap! Sasaran itu luput. Dikejarnya kupu-kupu ke arah lain. Hap! Lagi-lagi gagal. Dia berlari tak beraturan, menerjang rerumputan, tanaman bunga, semak. Tapi, tak satu pun kupu-kupu berhasil ditangkapnya.
Si kakek mendekat dan menghentikan si pemuda. ”Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Sibuk berlari ke sana kemari, menabrak tak tentu arah, bahkan menerobos tanpa peduli apa yang kamu rusak?”
Si kakek dengan tegas dan melanjutkan, ”Nak, mencari kebahagiaan layaknya menangkap kupu-kupu. Tidak perlu kau tangkap fisik kupu-kupu itu, biarkan dia memenuhi alam semesta ini sesuai fungsinya. Tangkaplah keindahan warna dan geraknya di pikiranmu dan simpan baik-baik di dalam hatimu.
Demikian pula dengan kebahagiaan. Kebahagiaan bukanlah benda yang dapat digenggam dan disimpan di suatu tempat. Ia tidak ke mana-mana, tapi ada dimana-mana. Peliharalah sebaik-baiknya, munculkan setiap saat dengan rasa syukur maka tanpa kau sadari kebahagiaan itu akan sering datang sendiri. Apakah kamu mengerti?”
Si pemuda terpana dan tiba-tiba wajahnya tampak senang. ”Terima kasih pak Tua. Sungguh pelajaran yang sangat berharga. Aku akan pulang dan membawa kebahagiaan ini di hatiku..”
Kakek itu mengangkat tangannya. Tak lama, seekor kupu-kupu hinggap di ujung jari dan mengepakkan sayapnya, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya.


Setiap manusia menginginkan kebahagiaan. Tetapi sering kali mereka begitu sibuk mencarinya, tanpa menyadari bahwa kebahagiaan sesungguhnya tidak kemana-mana tetapi justru ada di mana-mana. Kebahagiaan bisa hadir di setiap tempat, di semua rasa, dan tentunya setiap hati yang selalu mensyukuri.

Filosofi Hedgehog


Hari itu, adalah musim salju yang paling ekstrim di Kanada. Banyak binatang yang mati akibat rasa dingin yang teramat sangat.
Di suatu daerah, tinggal sekelompok Hedgehog (sejenis landak). Mereka memutuskan untuk tinggal secara berkelompok di dalam sebuah gua, agar tetap hangat. Mereka mendekatkan diri satu sama lain. Namun ketika mulai berdekatan, duri-duri mereka melukai teman-teman terdekat mereka.
Setelah beberapa saat, mereka pun memutuskan untuk menjaga jarak satu sama lainnya. Akibatnya, mereka mulai merasakan dingin yang membeku, dan akhirnya terancam mati. Jadi mereka harus memutuskan: menerima duri-duri temannya, atau mati!
Secara bijaksana, mereka memutuskan untuk kembali bersatu. Mereka pun belajar untuk hidup dengan luka-luka kecil akibat jarak yang sangat dekat dengan sahabat-sahabatnya supaya dapat merasakan kehangatan. Cara inilah yang membuat mereka akhirnya selamat dan bisa bertahan hidup.

Pesan cerita ini:
Hubungan yang terbaik dalam hidup ini bukanlah hubungan yang membawa orang-orang yang sempurna dalam kelompok. Tetapi ketika semua individu belajar hidup dengan ketidaksempurnaan orang lain, serta mampu “mengapresiasi” semua kehangatan yang diberikan oleh teman-temannya.
Hal inilah yang membuat hidup kita menjadi lebih “hidup” (bermakna) & “mampu bertahan” dalam situasi atau lingkungan yang ekstrim sekalipun.

Lirik lagu+Translate Shania Twain `You're Still The One

(When I first saw you, I saw love.
Saat pertama kumelihatmu, kulihat cinta.
And the first time you touched me, I felt love.
Dan pertama kali kau menyentuhku, kurasakan cinta.
And after all this time, you're still the one I love.)
Dan sampai saat ini, kau masih satu-satunya yang kucinta.)

Looks like we made it
Sepertinya kita telah berhasil
Look how far we've come my baby
Lihat seberapa jauh kita telah sampai, sayangku
We mighta took the long way
Kita mungkin menempuh jalan panjang
We knew we'd get there someday
Kita tahu kita kan sampai di sana suatu saat nanti

They said, "I bet they'll never make it"
Mereka bilang, "Aku bertaruh mereka takkan berhasil"
But just look at us holding on
Namun, lihatlah kita tetap bertahan
We're still together still going strong
Kita masih bersama, makin kuat

(You're still the one)
(Kau masih satu-satunya)
You're still the one I run to
Kau masih satu-satunya tempatku mengadu
The one that I belong to
Satu-satunya yang kumiliki
You're still the one I want for life
Kau masih satu-satunya yang kuingin seumur hidup
(You're still the one)
(Kau masih satu-satunya)
You're still the one that I love
Kau masih satu-satunya yang kucinta
The only one I dream of
Satu-satunya yang kuimpikan
You're still the one I kiss good night
Kau masih satu-satunya yang kukecup menjelang tidur

Ain't nothin' better
Tak ada yang lebih baik
We beat the odds together
Kita kalahkan perselisihan bersama-sama
I'm glad we didn't listen
Aku senang kita tak mendengarkan
Look at what we would be missin'
Lihat apa yang akan kita lewatkan

They said, "I bet they'll never make it"
Mereka bilang, "Aku bertaruh mereka takkan berhasil"
But just look at us holding on
Namun lihatlah kita tetap bertahan
We're still together still going strong
Kita masih bersama, makin kuat

(You're still the one)
(Kau masih satu-satunya)
You're still the one I run to
Kau masih satu-satunya tempatku mengadu
The one that I belong to
Satu-satunya yang kumiliki
You're still the one I want for life
Kau masih satu-satunya yang kuingin seumur hidup
(You're still the one)
(Kau masih satu-satunya)
You're still the one that I love
Kau masih satu-satunya yang kucinta
The only one I dream of
Satu-satunya yang kuimpikan
You're still the one I kiss good night
Kau masih satu-satunya yang kukecup menjelang tidur
(You're still the one)
(Kau masih satu-satunya)
You're still the one I run to
Kau masih satu-satunya tempatku mengadu
The one that I belong to
Satu-satunya yang kumiliki
You're still the one I want for life
Kau masih satu-satunya yang kuingin seumur hidup
(You're still the one)
(Kau masih satu-satunya)
You're still the one that I love
Kau masih satu-satunya yang kucinta
The only one I dream of
Satu-satunya yang kuimpikan
You're still the one I kiss good night
Kau masih satu-satunya yang kukecup menjelang tidur

Sabtu, 22 Maret 2014

Lirik lagu Westlife - My Love ♥

An empty street,
An empty house,
A hole inside my heart,
I'm all alone, the rooms are getting smaller

I wonder how,
I wonder why,
I wonder where they are,
The days we had,
The songs we sang together (oh yeah).

And ohhh.. my love,
I'm holding on forever,
Reaching for a love that seems so far,

Chorus:
So I say a little prayer,
and hope my dreams will take me there,
where the skies are blue to see you once again,
My love,
over seas from coast to coast,
to find the place I love the most,
where the fields are green to see you once again,
my love.

I try to read,
i go to work,
i'm laughing with my friends,
but i can't stop to keep myself from thinking (oh no)

I wonder how
I wonder why
I wonder where they are
the days we had, the songs we sang together (oh yeah)

And ohhh.. my love
I'm holding on forever, reaching for a love that seems so far

Chorus

To hold you in my arms,
To promise you my love,
To tell you from a far
You're all I'm thinking of

Reaching for the love that seems so far

Chorus to end

Cara belajar yang fokus, efisien dan efektif

*      Jangan mencoba untuk memaksakan belajar dalam satu sesi
Biasanya, para pelajar yang sukses selalu meluangkan waktu belajarnya lebih pendek dan jarang memaksakan mempelajari seluruhnya dalam satu atau dua sesi. Kuncinya, belajarlah dengan konsisten dan lakukan secara reguler meskipun dalam waktu singkat.
*      Rencanakan saat Anda akan belajar

Jika ingin sukses dalam belajar, susunlah jadwal dengan waktu yang spesifik selama sepekan. Dan cobalah untuk tegas dengan jadwal yang telah Anda buat. Mereka yang belajar secara sporadis, biasanya tidak berperforma sebaik pelajar yang telah mengatur waktu belajarnya dengan disiplin.
*      Belajarlah pada waktu yang sama
Tidak hanya apakah penting untuk merencanakan jadwal kapan harus belajar, tetapi, Anda juga belajar untuk konsisten dengan rutinitas belajar harian. Ketika Anda belajar pada waktu yang sama setiap hari dan setiap minggu, maka hal itu akan menjadi bagian yang rutin dalam kehidupan Anda. Secara mental dan emosional, Anda akan lebih mempersiapkan diri saat sesi belajar tiba dan tentunya lebih produktif.
*      Setiap kegiatan belajar harus memiliki tujuan yang spesifik
Menganggap sederhana belajar tanpa arahan yang jelas tidak akan efektif. Anda perlu tahu dengan jelas apa yang Anda butuhkan dalam setiap kesempatan belajar. Sebelum mulai belajar, aturlah tujuan dari belajar yang Anda lakukan. Hal ini akan mendukung tujuan akademik secara keseluruhan.
*      Jangan pernah menunda belajar

  Adalah hal yang sangat mudah umum untuk membatalkan sesi belajar yang telah Anda rencanakan karena tidak tertarik dengan bidang studi, atau Anda memiliki hal lain yang harus dilakukan, atau karena tugas yang diberikan sangat sulit untuk dikerjakan.
       Pelajar yang berhasil tidak pernah menunda waktunya untuk belajar. Jika Anda melakukannya, kegiatan belajar Anda menjadi tidak efektif dan Anda tidak akan mendapatkan apa yang dibutuhkan. Penundaan juga akan menimbulkan kekacauan dan menjadi penyebab nomor satu dari kegagalan.
*      Mulailah dengan pelajaran yang paling sulit
Tugas atau pelajaran yang paling sulit akan membutuhkan usaha, mental, dan energi yang paling besar. Anda sebaiknya memulai dengan hal ini. Sekali Anda bisa menyelesaikan tugas yang paling berat ini, akan lebih mudah untuk menyelesaikan sisanya. Percaya atau tidak, memulai dengan pekerjaan yang paling sulit akan membawa peningkatan yang sangat besar bagi keefektifan sesi belajar dan performa akademis Anda.
*      Selalu review catatan Anda sebelum mulai mengerjakan tugas
Hal yang pasti, sebelum Anda dapat mereview catatan yang dimiliki, maka Anda harus memiliki catatan tersebut. Pastikan bahwa Anda selalu membuat catatan yang baik selama di kelas. Sebelum memulai setiap sesi belajar dan mengerjakan tugas utama yang harus diselesaikan, pastikan Anda tahu bagaimana mengerjakannya dengan benar.
*      Pastikan tidak ada gangguan selama belajar
Carilah tempat belajar yang aman dari gangguan. Ketika Anda terganggu saat belajar maka itu akan membuyarkan konsentrasi dan kegiatan belajar menjadi tidak efektif.
*      Manfaatkan kelompok belajar dengan efektif
Pernah mendengar pepatah, "Dua kepala lebih baik daripada satu kepala?". Pepatah ini bisa jadi benar untuk diterapkan dalam kegiatan belajar. Belajar secara kelompok akan membawa sejumlah keuntungan, diantaranya, mendapatkan bantuan dari pelajar lainnya saat Anda berjuang untuk memahami sebuah konsep, menyelesaikan tugas dengan lebih cepat, dan berbagi pengetahuan dengan pelajar lain yang akan membantu mereka dan diri Anda sendiri untuk menginternalisasi persoalan. Tetapi, kelompok belajar akan menjadi tidak efektif ketika tidak terstruktur dan anggota grup minim persiapan.
*      Review catatan, tugas, dan materi lainnya setiap akhir pekan

Pelajar yang sukses biasanya selalu mereview apa yang telah mereka pelajari selama seminggu di setiap akhir pekan. Cara ini akan membuat mereka mempersiapkan diri lebih baik untuk melanjutkan pembelajaran konsep-konsep baru pada pekan berikutnya. 

Not Angka Lagu Sherina `Simfoni Hitam


Sabtu, 08 Maret 2014

Kata Kata Motivasi (•͡. •͡ !)


Tidak penting bagaimana buruknya masa lalu seseorang, Selama dia telah berubah menjadi lebih baik, maka hargailah kebaikannya.
Jangan terus menyesali kegagalanmu, yg terpenting bkn seberapa banyak kegagalanmu, tetapi seberapa banyak kita mampu bangkit kembali.
Berhentilah menghakimi masa lalu seseorang. Lebih baik berdirilah disampingnya, bantu dia memperindah masa depannya.
Ketika seseorang yg sangat kamu percaya mendustaimu, ketahuilah bahwa kamu tengah belajar untuk lebih percaya pada dirimu sendiri.
Waktu yang kamu gunakan untuk belajar tak akan sia-sia. Semua akan terbayar dengan hasil yang akan kamu terima.
Jangan tertipu dengan apa yang kau lihat sekarang, terkadang hal yang paling mustahilah yang paling benar.
Hidup memerlukan pengorbananan
Pengorbanan memerlukan perjuangan
Perjuangan memerlukan ketabahan
Ketabahan memerlukan keyakinan
Keyakinan pula menentukan kejayaan
Kejayaan pula akan menentukan kebahagiaan.
Orang sukses tak pernah melupakan orang orang tempatnya berbagi canda, berbagi derita juga cerita, merekalah teman dan sahabatmu.
Bahagia tak diukur dari seberapa banyak kesuksesanmu, tapi seberapa keras usahamu dan seberapa banyak mensyukuri apapun yang kau dapatkan.
Bila kau sanggup memaafkan seseorang, jgn ingat kesalahanya lagi agar tidak ada luka lama yg terbuka kembali.
Memiliki satu sahabat yg akrab jauh lebih indah daripada punya seribu katanya "sahabat" tetapi tdk pernah bertegur sapa.
Tidak ada seorang pun yg lepas dari kesalahan, cara terbaik untuk mengatasinya adalah memaafkan dan melupakannya.
Memaafkan seseorang memang tidak bisa mengubah masalalunya, tetapi dpt menjadikan masa depan lebih baik.
Kamu mungkin pernah terlambat mewujudkan mimpimu, tetapi lebih baik berusaha daripada terus berdiam diri.
Semua orang punya cara tersendiri untuk meraih keberhasilan, tetapi kuncinya mereka berani mencoba, bukan memikirkan gagal terlebih dahulu.
Anda Harus teguh dalam memgang prinsip, karena setiap anda akan melangkahkankaki, ribuan mulut akan mencoba untuk menggoyahkan tekad anda.
Jika kehidupan sedang bersinar terang, setiap orang akan mengikutimu, tapi saat kehidupan suram dan menggelap bahkan bayanganmu sendiri pun tak mau mengikutimu, bersabarlah, belajarlah untuk hidup dengan lebih mandiri.
Hidup slalu naik turun. Jangan putus asa ketika sedang di bawah karna akan ada saatnya untuk naik kembali.
Butuh keikhlasan yg besar untuk bisa merelakan yg sudah hilang. Tapi dengan merekalan, Tuhan pasti akan mengirim pengganti yg lebih baik.
Tak perlu iri dengan kelebihan orang lain, karena setiap kita memiliki kelebihan. Iri hanyalah milik mereka yg tak menghargai kelebihanya.
Jangan jadikan keterbatasan sebagai hambatan. Tapi jadikan itu sebagai motivasi agar kamu lebih aktif, kreatif, dan inovatif.
Semangatlah menjalani hari ini, jangan risaukan hari kemarin, cukup jadikan itu sebagai pelajaran agar tidak terulang kembali.

Kamis, 06 Maret 2014

Rasa Itu Ada ☺

Aku adalah wanita yang terlahir dengan nama Dini. Aku, Ardi dan Nadya dipertemukan dalam acara MOS SMP kami waktu itu. Tak ada hari yang kami lalui sedikitpun tanpa kebersamaan. Hari-hari sebagai remaja yang mulai tumbuh rasa dalam hati. Rasa yang mungkin suatu saat berbuah indah atau sebaliknya.
Kami telah bersahabat lebih dari 3 tahun. Berbagai liku kehidupan telah kami lalui bersama. Dan aku sadar, aku menyimpan harapan besar pada Ardi. Tentu saja aku tak ingin Ardi dan Nadya tahu tentang ini. Cukup aku saja yang tau.
Malam ini, kami bertiga berdiskusi bersama-sama tentang masa depan kami bertiga nanti. Rencana masa depan untuk melanjutkan study ke kempus ternama di negeri ini. Saat berbicara dengan Ardi, Nadya tampak begitu bersemangat. Apa mungkin? Ah, tidak. Nadya tidak mungkin juga punya rasa untuk Ardi. Diskusi pun berakhir dengan keputusan, aku harus berpisah dengan mereka berdua untuk melanjutkan study ke luar kota agak bisa lebih dekat dengan nenekku. Aku tidak tau saat itu Ardi menatapku dengan sejuta selaksa yang aku tidak bisa menjawabnya.
Hari-hari terakhir adalah hari yang paling menyiksa bagiku. Aku perlahan menyadari bahwa Nadya menyimpan rasa juga untuk Ardi, meski ia tidak mengatakan padaku. Aku paham dari sikapnya pada Ardi lebih dari sekedar sahabat. Aku bahkan tau bahwa Nadya tidak bisa mengungkapkan kebahagiaannya saat ia bersama Ardi. Aku mendesah lirih. Mungkin memang aku yang harus mengalah. Mungkin juga dengan kepergianku ini aku bisa melupakan rasa ini. Rasa yang kata teman-teman “rohis” adalah rasa yang tak seharusnya.
Bandara masih sepi siang itu. Aku menyandarkan badanku. Ada yang terasa hilang saat aku akan pergi meninggalkan orang-orang yang aku cintai di kota ini. Bagaimana jika nanti tak ada lagi Nadya yang mengajakku ngemil saat istirahat. Tak ada lagi guyonan Ardi saat aku bersedih. Hm, semuanya akan berubah mulai hari ini. Aku tak menyadari bahwa Nadya dan Ardi telah duduk disampingku. Mereka tesenyum sedih menatapku. “Maafin aku ya kalau ada salah.” Nadya memelukku erat.. kami menangis. Entahlah, berat sekali meninggalkan kenangan yang ada. “Akun juga minta maaf, ya.” “Ardi sudah bicara, maaf sebelumnya, aku tidak sengaja membaca buku harianmu saat beres-beres kemarin. Ardi membacanya, dan aku juga sudah tau sebelumnya. Aku pun jujur padanya bahwa aku juga menyukainya. Tapi dia lebih memilihmu, lalu bagaimana dengan mu ??.”
Aku menghela nafas. Ah. Akhirnya rahasia itu terbongkar juga aku melihat mendung di wajah Nadya , dan aku melihat harapan di mata Ardi. Aku tidak boleh salah ambil keputusan. “Maaf, kalau aku membuat kalian serba salah. Tapi aku sudah membuat keputusan. Aku tidak akan pernah mau mengorbankan persahabatan kita hanya karena aku menyukai Ardi. Lebih dari itu, aku harus bisa lebih dulu mencintai yang maha cinta sebelum mencintai mahkluknya yang dianugerahi rasa cinta.” Ucapku sambil tersenyum.
Aku tau, ada bias kecewa di mata Ardi, tapi aku lega melihat senyum di wajah Nadya. Aku dan Nadya berpelukan menangis haru. Aku kemudian mengucap salam perpisahan. Perlahan nemun pasti aku melangkahkan kaki menuju pesawat yang sebentar lagi lepas landas. Kulambaikan tangan pada mereka. Nadya tersenyum, Ardi tersenyum. Aku memang tidak ingin menyakiti hati Nadya hanya untuk menerima Ardi. Dan akau juga tidak mau persahabatanku dengan Ardi retak karena ini. Dan kurasa, ini adalah keputusan terbaik yang telah ku lakukan.
  

TAMAT

Rabu, 05 Maret 2014

Pelangi di Ujung Senja ღ

“ Masih tersimpan hingga kini luka yang kau gores di hatiku, dan sungguh aku tak dapat memaksa hatiku untuk membencimu, meski kau sudah membuatku hancur....bukankah lebih baik memaafkan daripada menyimpan dendam?”
Sekar ayu mutiara, atau lebih akrab disapa Thiar adalah nama yang diberikan oleh bapak dan ibu angkatku. Ya, aku hanya seorang anak angkat. Sejak bayi aku sudah dititipkan di panti asuhan oleh orang tuaku, dan hingga saat ini aku tak pernah tahu siapa orang yang sudah melahirkanku, yang dengan tega meninggalkanku di panti asuhan begitu saja. Sudahlah, hidup memang tak selalu indah. Selalu ku terima kenyataan ini. Ternyata Tuhan masih sangat menyayangiku. Baru dua hari aku di panti asuhan, sudah ada sepasang suami istri yang mengadopsiku. Keluarga yang membesarkanku hingga aku beranjak dewasa. Bapak Saptha dan Ibu Astri yang mencurahkan kasih sayangnya untukku sejak bayi hingga saat ini, aku baru saja lulus Sekolah Menengah Atas. Kehidupan keluarga kami sangat sederhana, aku sangat bersyukur bapak dan ibu berusaha keras membiayai sekolahku hingga aku tamat SMA. Kami hidup di desa kecil yang jauh dari keramaian kota. Bapak ku bekerja sebagai tukang becak dan ibuku tiap pagi berjualan nasi pecel di pasar.
“ Thiar, bantu ibu nak....”,teriak ibu dari dapur. “ ya bu...ada apa?”,jawabku sambil berjalan menghampiri ibu di dapur. “ tolong bantu menata barang dagangan ibu di becak bapak, sudah siang kita harus cepat ke pasar”, ucap ibu. Semenjak aku lulus SMA, kegiatanku sehari-hari hanya membantu ibu berjualan di pasar hingga siang hari. Sebenarnya aku ingin bekerja tapi ibu memintaku agar aku membantu beliau berjualan di pasar saja. “ bu, nasi pecelnya di bungkus 2 ya...”, ucap Carakka. Carakka atau yang akrab disapa Rakka adalah teman sekolahku dulu. Dan sebenarnya aku sudah lama memendam rasa cinta padanya. Ah....sudahlah, mimpiku takkan pernah jadi kenyataan. Mana mungkin Rakka yang anak semata wayang kepala desa di desaku mau berpacaran denganku. “ ini nak Rakka..”, ucap ibu sambil menyodorkan tas plastik berisi dua bungkus nasi pecel. “ terimakasih bu...”, ucap Rakka sambil memberikan selembar uang lima ribu rupiah kepada ibu sambil sedikit melirikku. Aku hanya tertunduk malu karena aku memang seorang gadis desa yang lugu.
“ nak Thiar, bisa bantu jaga toko kain ibu di pasar?”, tanya bu Halimah saat membeli nasi pecel dagangan ibu. Bu Halimah atau yang lebih akrab di sapa bu Imah ini adalah istri kepala desa, ibu Rakka tepatnya, yang juga mempunyai toko kain yang lumayan besar di pasar. “ gimana ya bu......”, jawabku. “ kalau kamu memang mau, ya kerja saja di toko bu Imah”, tutur ibu sambil tersenyum. “ ya deh bu saya mau bekerja di toko kain milik ibu”, ucapku sambil menatap bu Imah. “ kalau begitu kamu bisa mulai bekerja sekarang nak....”, jawab bu Imah. “ sudah, cepat bekerja sana...”, ucap ibu. Aku mencium tangan ibu kemudian berjalan mengikuti bu Imah. Ternyata toko kain bu Imah lumayan banyak pembelinya. Hanya aku dan Rakka yang melayani para pembeli, sedangkan bu Imah hanya sebagai kasir. “ Thiar...kok nglamun?”, ucap Rakka mengagetkanku. “ eh..gak kok Ka..”, jawabku gugup. “ hayo..nglamunin pacarnya ya?”, tambah bu Imah yang membuatku semakin bingung. “ gak bu...Thiar gak punya pacar kok!”, jawabku dengan sedikit gemetar. “ kalau jadi menantu ibu gimana? Mau?”, ucap bu Imah sambil tersenyum ke arahku. Wajahku merah padam dan hanya tertunduk diam. “ bu nanti tokonya tutup jam berapa ya?”, sahutku mencoba mengalihkan pembicaraan. “ kamu ini pinter banget mengalihkan pembicaraan”, jawab bu Imah sambil tersenyum geli memandang wajahku yang masih tersipu malu.


Sudah dua bulan aku bekerja di toko bu Imah. Dan sudah dua bulan pula aku berpacaran dengan Rakka. Pagi ini, seperti biasa aku bersiap-siap pergi ke pasar untuk menjaga toko kain bu Imah. Ibu juga masih sibuk di dapur, bapak mengelap becak tuanya agar bersih dan enak di pandang sehingga para penumpang tidak risih bila mau naik becak bapak. “ pagi pak Saptha, bu Astri dan Thiarnya ada?”, ucap pak Kusuma kepala desaku. Aku begitu yakin itu suara pak Kusuma, meski aku masih sibuk menggosok gigi di kamar mandi kecil yang terletak di belakang rumahku, “ ada apa pagi-pagi begini pak Kusuma ke rumahku?”, tanyaku dalam hati. Setelah berpakaian rapi aku segera berjalan tergesa-gesa menuju ruang tamu, aku begitu terkejut melihat bapak, ibu, pak Kusuma, bu Imah dan Rakka sudah duduk di kursi ruang tamu. “ duduk nak”, ucap bapak. “ begini pak Saptha dan bu Astri... kedatangan kami kemari dengan tujuan melamar nak Thiar untuk di jadikan istri Rakka”, tutur pak Kusuma. Dan semua ucapan itu membuat jantungku berdetak lebih cepat. “ kalau saya sebagai ayah terserah anak saya saja pak, bagaimana baiknya, saya akan merestui... bagaimana Thiar?”, ucap bapak sangat bijaksana. Aku hanya menunduk dan menganggukkan kepala. “ ya atau tidak Thiar?”, tanya Rakka mencoba mencari kepastian. “ ya “, jawabku pelan. “ kalau memang ya, ini cincin pertunangan kalian”, ucap pak Kusuma sambil menyodorkan benda berwarna merah kecil,berbentuk hati. Rakka membuka benda berbentuk hati itu, lalu memintaku memakaikan cincin itu di jari manis tangan kirinya, begitupun Rakka memakaikan cincin di jari manis tangan kiriku. Benar-benar mimpi yang tak pernah aku impikan. “ bagaimana kalau tanggal pernikahannya kita tentukan sekalian pak?”, tanya pak Kusuma kepada bapak. “ terserah pak Kusuma saja”, jawab bapak. “ sekarang bulan desember tanggal 27, bagaimana kalau sebulan lagi saja pak?”, ucap pak kusuma. “ ya, boleh saja”, jawab bapak. Dan artinya aku akan dipersunting Rakka sebulan lagi tanggal 27 Januari tepatnya. Aku tak percaya semua secepat ini. Baru satu tahun aku lulus SMA, dan sebentar lagi aku akan menjadi seorang ibu rumah tangga.
Aku masih tetap bekerja di toko kain calon mertuaku, bu Imah. Rasanya hari berlalu begitu cepat. Hari ini tanggal 31 Desember dan berarti nanti malam orang-orang kota akan beramai-ramai merayakan tahun baru. Berbeda dengan di desaku yang hanya sepi-sepi saja setiap malam tahun baru. “ mbak...benar ini toko bu Halimah?”, tanya seorang pemuda yang bisa di bilang ganteng dan berpenampilan rapi, sepertinya pemuda ini datang dari kota. “ ya, benar mas”, jawabku pelan sambil menunduk, pemuda itu terus menatapku dan membuatku tersipu malu. “ eh....nak Bayu kapan datang?”, ucap bu Imah sambil mengusap rambut pemuda itu. “ baru saja tante”, jawab pemuda itu. Ternyata pemuda itu bernama Bayu, keponakan bu Imah yang datang dari kota. “ Thiar, tolong antar mas Bayu ke rumah”, ucap bu Imah. Kebetulan hari ini Rakka sedang sakit, hanya aku dan bu Imah yang menjaga toko kain. Rumah bu Imah lumayan jauh dari toko, sekitar 1 kilometer. Tapi aku sudah biasa berjalan kaki menyusuri pematang sawah. Akhirnya aku mengajak Bayu berjalan menyusuri jalan yang biasa ku lalui. “ Thiar, sudah lama kamu bekerja di toko tante Imah?”, tanya Bayu. “ sudah mas”, jawabku singkat. Bayu mengeluh capek di tengah perjalanan. Dan akhirnya mengajakku berteduh di sebuah gubuk di tengah sawah milik pak Kusuma. Bayu menawariku sebotol kecil air, aku sudah menolaknya namun dia masih terus memaksa. Akhirnya ku teguk air itu hingga hampir setengah botol. Rasanya aneh dan membuat kepalaku pusing. Kemudian aku tak tahu lagi apa yang Bayu lakukan. Saat sadar aku sudah berada di kamarku masih dengan baju yang compang-camping tak karuan. “ Ya, Tuhan apa yang terjadi padaku? “, tanyaku dalam hati. Wajah Rakka yang samar-samar ku lihat terdapat luka dan lebam bekas pukulan. “ ibu, apa yang terjadi?”, tanyaku lirih. “ tenang Thiar, aku akan tetap menikahi kamu”, sahut Rakka dengan suara serak. Sedangkan ibu hanya berdiri mematung di samping tempat tidurku. Sekarang aku mulai bisa mengingat dan mencerna kejadian apa yang sudah ku alami. Begitu tega Bayu merenggut kehormatanku yang 3 minggu lagi akan menikah dengan sepupunya. Aku hanya bisa menangis dan mengurung diri di kamar. Apalagi seluruh penduduk desa sudah mengetahui hal ini. Aku malu, aku sangat malu. Belum lagi ulah Bayu yang memutar balikkan fakta di depan bu Imah. Semua mencemoohku “ perempuan kotor “, hanya Rakka yang terus menguatkanku. “ sabar nak....”, ucap ibu sambil terisak. Tapi aku sungguh tak rela, sungguh tak ikhlas Bayu merampas kehormatanku. Aku tak sanggup lagi menghadapi kenyataan ini. Bu Imah yang sudah begitu menganggapku sampah karena fakta yang diputar balikkan Bayu. “ Ya, Allah......aku tak sanggup lagi”, teriakku dalam hati. Aku sudah tak bisa berpikir lagi dengan kondisiku sekarang ini. Bukan hanya memikirkan pernikahan atau nama baikku yang hancur. Tapi juga nasib bayi yang ada di rahimku kini. Mengapa ini semua harus ku jalani, begitu berat tuhan cobaan yang kau berikan padaku. Lebih baik aku mati daripada harus seperti ini.
Aku terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Di sampingku terlihat wajah ibu yang kusut dan terus menangis juga wajah Rakka yang cemas memandang mataku yang sayu. Aku sadar, ada bagian tubuhku yang hilang. Kaki kiriku, kaki kiriku terpaksa di amputasi karena sudah benar-benar hancur terlindas kereta api yang saat itu melaju kencang. Aku mencoba bunuh diri karena sudah tak sanggup memikul beban hidupku yang terlalu berat. Tiada arti lagi aku hidup. Dengan pernikahan yang gagal, dengan bayi yang tidak aku inginkan yang berada di rahimku kini, dan dengan kaki kiri yang hanya sebatas lutut. Kini aku benar-benar hanya sampah. Namun Tuhan berkehendak lain, dan tidak mengijinkanku mati konyol terlindas kereta api. Rakka terus memotivasiku agar aku tetap bersemangat menjalani hidup. Dan dengan segala bukti ia mencoba meyakinkan kedua orang tuanya bahwa Bayu yang membuatku seperti sekarang, bukan kemauanku tapi Bayu. Akhirnya kedua orang tua Rakka setuju bila Rakka mempersuntingku.
Sebuah acara sederhana dilaksanakan di rumahku. Kini aku telah menjadi ibu dari bayi yang sebenarnya tak aku inginkan kehadirannya, seorang bayi laki-laki yang mungil dan ganteng yang ku beri nama Akbarra haska bayu saputra, wajahnya sama persis dengan ayahnya hanya matanya saja yang sama denganku. Aku tak akan pernah memberi tahunya bahwa Bayu adalah nama ayah kandungnya. Karena Rakka dengan besar hati mau mempersuntingku menjadi istrinya meski aku tak sempurna lagi. Dan dengan ketulusan hatinya dia rela menganggap Haska sebagai anak kandungnya dengan menulis namanya sebagai ayah kandung di akta kelahiran Haska. Begitupun pak Kusuma dan bu Imah yang menerima dan menganggap Haska sebagai cucu kandungnya. Dan kehidupanku yang kembali normal dan dapat berinteraksi dengan penduduk desa. “ Ya, Allah... sesungguhnya aku tak pernah tahu semua rencana-rencanamu, dan aku tahu ini takdirku, maafkan aku yang sempat meragukan keagunganmu, karena ku tahu hidupku tak harus terus berwarna merah, terkadang kuning, hijau, biru bahkan ungu. Sekalipun hitam kelam pernah mewarnai hidupku kini ku bersyukur dapat menikmati indahnya warna hidup. Bersanding dengan Rakka di ujung senja nan indah saat langit berwarna jingga dan matahari mulai terbenam, menimang Haska dan bercanda mesra bersama Rakka. Terimakasih Tuhan untuk pelangi yang kau hadirkan di hidupku... Pelangi di ujung senja, kini aku baru mengerti dan menyadarinya. Terimakasih Rakka dengan besar hati kau mau menerima keadaanku, perempuan cacat yang kehilangan satu kaki dan status sosialku yang jauh berbeda denganmu. Biarkan cinta kita abadi hingga nanti setelah kematian. Ya, Allah begitu adil dan bijaksananya engkau. Hingga engkau membuat Bayu depresi dan mengalami gangguan jiwa sehingga menjadi pasien rumah sakit jiwa karena begitu banyak tuntutan yang di ajukan padanya atas tindak asusila yang juga banyak dilakukannya pada teman-teman kuliahnya. Beribu terimakasih ku ucap atas semua anugerahmu Ya Allah”, ucapku dalam hati.

“ kini aku dapat tersenyum dan merangkai mimpi kembali dengan bayangmu yang slalu menemani...aku tak tega membuang bayangmu, karena kini aku begitu menyayanginya...bukan seperti caramu yang menyayangiku hanya untuk menghancurkanku...aku berjanji tak akan mengijinkan sedikitpun sifatmu dimiliki juga oleh bayangmu...hanya aku saja dan aku tak mau ada perempuan yang bernasib sama sepertiku”


TAMAT

Selasa, 04 Maret 2014

Kata Maaf Yang Tak Tersampaikan

Ayah bagiku dia adalah sosok yang sangat baik,lembut dan sabar walaupun aku sering melihat ayahku itu selalu menyendiri terkadang melihat kesendiriannya itu aku merasa bahwa ayah ku itu benar-benar sangat kesepian. Ingin aku temani namun tak bisa karena aku harus sekolah di jakarta .Di Bandung ayahku hanya di temani oleh mang Danu yang setia menemani.     Setiap aku berlibur aku pulang ke Bandung untuk menemui ayahku. Begitu seterusnya.
Suatu ketika ayahku ikut bersamaku ke Jakarta, disana dia begitu bahagia, terlihat jelas dari raut wajahnya. Betapa bahagianya hatiku. Sampai suatu ketika ayahku jatuh sakit, beliau terkena serangan jantung dan stroke hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Aku baru tahu ayahku dibawa kesana setelah aku pulang sekolah dan diberitahu oleh mbok Minah. Dan aku pun langsung menuju rumah sakit malam harinya bersama ibuku.
Hari pun berlalu,,, kini ayahku sudah di perbolehkan pulang karena kondisinya sudah sehat. Aku pun senang mendengarnya. Beberapa hari ayahku dirawat disana dan ketika ayahku sudah sembuh benar ayahku pulang ke Bandung. Beberapa hari sebelum ayahku pulang ke Bandung aku sempat meminjam hp nya karena kebetulan hp ku rusak. Dan ketika ayahku hendak meminta hp nya kembali aku marah padanya karena aku masih ingin meminjamnya karena pada saat itu aku ingin kangen-kangenan sama kekasihku. Hari-hari pun berlalu.
Liburan sekolah pun tiba aku pergi bersama ibu ku menemui ayahku disana. Keesokan harinya ayah ku ingin sekali makan baso, lalu ayahku menyuruh mang Jono untuk membelinya. Aku ingin sekali ikut, namun ayahku melarangku untuk ikut dengan mang Jono  “Kamu jangan ikut udah disini aja.” bentak ayahku. Sontak aku pun ikut marah padanya hingga aku diam dan tak mau makan baso itu. Sorenya ibu ku mengajak ku pulang dan aku pun masih kesal terhadap ayahku. Sampai pada akhirnya ketika hendak pamit pulang aku tidak mencium tangan ayahku dan langsung membanting pintu mobil. Melihat perlakuan ku itu ibu ku marah besar padaku. “APA YANG KAMU LAKUKAN TERHADAP AYAHMU.” bentak ibu walaupun ibu ku marah padaku aku hanya diam saja menahan kesal. “Udah Bu nggak apa-apa.” kata ayahku sambil menahan rasa sedihnya padahal saat itu ayah ku hendak menangis karena terlihat dari mukanya merah. Dan kami pun pergi. Sepanjang perjalanan ibuku terus memarahiku “kamu itu apa-apaan sih, tega sekali kamu berbuat seperti itu pada ayahmu sendiri. Kamu tau tidak ayahmu itu sampai merah mukanya mau nangis gara-gara liat tingkah kamu, bagaimana nanti kalo ayah kamu sudah tak ada kamu akan menyesal nantinya cepat kamu minta maaf pada ayahmu.” bentak ibuku. Mendengar perkataan ibuku aku pun langsung meminta maaf pada ayahku melalui sms. Tapi sayang sekali kata maaf yang kusampaikan padanya tak tersampaikan karena hp ayahku hilang.
Sampai suatu ketika,,,
Ketika aku sedang mengaji bersama adik sepupuku tiba-tiba tante menyuruh kami untuk beristighfar 3x. Dan kami pun menurutinya. Setelah itu  “Neng ayahmu meninggal tadi sekitar pukul 06.00.” Mendengar hal itu aku setengah sadar . “Akh masa sih bercanda kali itu mah.” kataku tak percaya. Tanteku hanya diam membisu. Tanpa disadari tangis ku meledak. Ya Allah sebegitu cepatnya kau memanggil ayahku yang baru saja sembuh dari sakitnya. Baru saja kemarin. Tanpa pikir panjang aku pun langsung pergi kesana. Sesampainya disana aku hanya terkulai lemas melihat jasad ayahku yang terbujur kaku di atas ranjang. Rasa penyesalan pun datang menghampiriku tak sempat kata maaf yang ku lontarkan untuknya tersampaikan. Kini aku hanya bisa menangis. Sementara ibuku hanya bisa menjerit, menangis, lemas melihat jasad ayahku. Tak lupa ucapan bela sungkawa dari guru dan teman-temanku menyertaiku.
Besoknya sekitar pukul 10.00 akan jasad ayahku dimakamkan di pemakaman kartini. Kami sekeluarga pergi mengiringi jasad ayah ku. Aku pun menangis saat melihat jasad ayahku hendak di kuburkan terlintas rasa penyesalan itu datang menghampiriku ketika beliau masih hidup aku sempat marah besar padanya. Kini baru aku sadari semua itu. Ya Allah aku belum sempat mengucapkan kata maaf terakhir untuknya aku benar-benar menyesal telah menyakiti perasaannya. Dan kini aku hanya bisa menangis meratapi penyesalanku…
Hanya doa lah yang kukirimkan untuknya semoga beliau tenang di alam sana dan perbuatan ku dimaafkannya.
Ayah maafkan aku yang tlah menyakiti hatimu aku tak bermaksud berbuat seperti itu padamu.

Maafkan aku atas keegoisanku ini…Bagiku kau adalah sosok ayah yang terbaik dalam hidupku dan tak akan terganti. Kau selalu ada di hati ku ayah,,,

TAMAT