Selasa, 17 Februari 2015

Nama-Nama Sanskerta

( A )
ABHINAYA : Semangat
ABHIPRAYA : Mempunyai harapan
ABHIRAMA : Menyenangkan
ABHISTA : Dinginkan
ABHITAH : Pemberani
ABYAKTA : Berkembang
ABYUDAYA : Makmur
ACALAPATI : Paling tinggi
ACARYA : Pendidik, pengajar, guru
ACINTYA : Melampaui segalanya
ACIRABA : Paling cepat
ADHIDRAWA : Cairan yang unggul
ADHIGANA : Golongan unggul
ADHIMUKTI : Bersemangat
ADHIPRAMANA : Penguasa pertama
ADHIRAJASA : Tangguh
ADHYASTA : Pengawas
ADI : Unggul; besar
ADIL : Tidak memihak
ADIBRATA : Tingkah lakunya yang unggul
ADICANDRA : Rembulan yang indah
ADUN : Elok
ADWAYA : Tunggal
ADWITIYA: Tidak ada duanya
ADYATMA : Anugrah hidup
ADYUTA : Menerangi
AGATA : Datang; tiba
AGNI : Api; panas
AGNIMAYA: Hangat
AGRA : Paling tinggi
AGRAPANA: Sumber hidup yang utama
AKSATA : Tidak terputus
AKUSARA : Sukses, yakin, pasti
ANABELA : Penuh kekaguman
ANAGA : Seperti naga
ANAGATA : Masa depan
ANALA : Badan, tubuh
ANANTA : Tanpa batas
ANANTARA: Tanpa jarak
ANARGYA : Tidak terhingga nilainya
ANGGA : Tubuh, anggota badan
ANGGARA : Hari selasa; wewangian
ANGGARAKSA : Tongkat
ANGGASTA : Bersemanyam
ANI : Bingkai; selimut
ANJALI : Penghormatan, permohonan
ANTAR : Berani dalam peperangan
ANTARGATA : Tersembunyi, terlindung
ANTARI : Angin
ANTARLINA : Melekat; menghilang
ANTYA : Paling akhir
ANUBHAWA: Kewibawaan
ANUCARA : Sahabat
AHWAYA : Hubungan, gabungan
APSARA : Meluncur, berjalan di atas air
APTA : Cerdas; lengkap; terhormat
APTANA : Mempunyai kepandaian
APTANTA : Selalu dihormati
APTI : Memperoleh, mencapai
ARADHANA: Perdamaian, penghormatan
ARAKATA : Pelindung
ARDHANI : Kendi untuk upacara agama, suci
ARANA : Tumbuh-tumbuhan
ARARYA : Golongan bangsawan
ARJUNA : Putih
ARKANA : Berhati terang
ARKANANTA : Selalu diterangi
ARITI : Perunggu
ARSANTI : Berhati gembira
ARSA : Kegembiraan
ARSANTA : Dalam kegembiraan
ARSAWATI: Berpikir gembira
ARSONO : Selalu gembira
ARUNA : Merah; fajar
ARYA : Bangsawan; tegas, tegap
ARYAGUNA: Bersifat mulia
ARYAN : Daun pembungkus
ARYANTA : Berhati tegas
ARYANTI : Bersifat tegas
ARYASATYA : Kemuliaan
ARYASUTA: Putra terhormat
ASABA : Menggosok
ASADHA : Pertengahan tahun
ASCARYA : Tampil ke depan
ASEP : Dupa wangi
ASETA : Tidak putih
ASMA : Nama
ASMARA : Dalam cinta
ASTADEWI: Dewi sakti
ASTRA : Senjata
ASTRAMAYA: Bersenjata
ASTULA : Luas
ASTUNKARA: Mengiyakan
ASTI : Permata
ASWA : Kuda
ASWADI : Kuda indah
ASWATAMA: Kuda yang hebat
ASWATTHA: Pohon beringin
ASWETA : Keputih-putihan
ASWIN : Pandai mengobati; tampan
ATHARWA : Mantra penolak bahaya
AWAHITA : Penuh perhatian
AWYATI : Langit
AYATANA ; Melaksanakan

( B )
BABAD : Tempat yang bersih
BABAR : Mengembang; berhamburan
BABIL : Suka membantah
BACINAH : Halaman istana
BADAM : Pohon ketapang
BADAMA : Perang; senjata
BADASA : Tumbuh-tumbuhan berduri
BADI : Abadi; kekal; sehat
BADIANTO: Terselubung kesehatan
BADIJAN : Benar-benar sehat
BADIMAN : Laki-laki sehat
BADIMIN : Mohon kesehatan
BADIONO : Dalam keadaan sehat
BADIRAN : Namanya abadi
BAHIRI : Ikat pinggang
BAHISCARA : Tampak di luar
BAHULOCANA : Sangat hati-hati
BALAKOSA: Kekuatan dan kekayaan
BALI : Persembahan
BALIN : Prajurit kehormatan
BALINDA : Bijaksana
BALINDRA: Berbakti kepada atasan
BALUH : Bantuan
BALUN : Menggulung
BAMA : Sebelah kiri
BANA : Anak panah
BARATA : Ulat, logam
BARUNA : Samudra
BASANTA : Musim bunga, kekuasaan yang dalam
BASITA : Terkenal
BASUDEWA: Pengabdi dewa
BASWARA : Berkilau, bercahaya
BATA : Prajurit
BATRA : Anggota badan
BAUDENDA: Hakim
BAWIKA : Bermaksud baik
BAYA : Kemungkinan
BAYANAKA: Luar biasa
BAYU : Angin; udara; tarikan nafas
BAYUPUTRA : Putra dewa angin
BENDARA : Pengelola harta benda
BENO : Mengkilap, berseri
BHADRA : Selamat; untung; ramah, baik
BHADRASANA : Bermeditasi
BHADRESWARA : Bagaikan dewa siwa
BHADRIKA: Gagah berani
BAGHALA : Kambing jantan
BAGHALI : Kambing betina
BHAMA : Nafsu
BHAMAKERTI : Berwajah tampan
BHAMANA : Kaum bangsawan
BHANU : Sinar; cahaya; terang
BHRUKUTI: Bulu mata, alis
BIRAH : Ubi talas
BISAR : Jinak
BRAHMA : Mantera suci
BRAHMACARI : Tetap suci dan murni
BRAHMANA: Bertindak suci
BRAJA : Halilintar, petir
BRAMA : Suka marah
BRAMANTA: Pengembara
BRAMARA : Lebah
BRAMARAKA : Rambut ikal
BRAMAWISATA : Gemar berpergian
BRISADI : Tenda
BUAT : Hebat
BUBUL : Terbuka
BUNTALA : Tombak tajam
BUNTARA : Bersemangat, bergelora
BURAKSA : Pohon beringin, kuda bersayap
BUWACA : Pertunjukan
BYAKTA : Jelas, terang, tampak nyata
BYUHA : Garis perang

( C )
CADUDASA: Cemerlang
CAKIYAR : Ayam hutan
CALYA : Tiada cacat
CAMANA : Permandian suci
CAMANI : Air suci
CAMARA : Sapi jantan
CAMARI : Anjing
CANDA : Bernafsu
CANDANI : Batu pualam
CANNA : Tongkat cacat
CANTAKA : Burung air
CARANI : Bangunan indah yang kecil
CARMI : Kaca
CAROLA : Siap bertempur
CATRASAMBA: Tangkai paying
CATURASMI : Empat nama
CATWARI : Empat bagian
CAWENI : Kain putih
CAWI : Burung srigunting
CAWUTA : Jenis pakaian
CAYA : Bayang-bayang; kilauan cahaya
CAYADEWI: Bayangan bidadari
CEDAR : Anjing buas
CEDIT : Mematuhi perintah
CEKAH : Terbelah
CEKEH : Melindungi
CELIH : Menghindari bahaya
CEMBUL : Hitam
CETTA : Berpengetahuan luas
CHAITRA : Pertigaan tahun
CHANDA : Nyanyian suci
CHEDA : Belahan
CHEDANA : Memotong, membelah
CHESTA : Tingkah laku
CIDRA : Celah
CIHNA : Sifat khas
CINDAGA : Pandan wangi
CITA : Onggokan kayu
CITRA : Beraneka warna
CITRAKARA : Pelukis
CITRALOKA : Catatan sejarah dunia
CITRANI : Terselubung lukisan
CITRAPATA : Lembaran hidup
CITTA : Maksud hati, pikiran
CODAYATI: Mengkritik
CODYA : Meminta dengan paksa
CODYANI : Menyetujui permintaan
CODYAWACANI : Berkata dengan perlahan-lahan
COKLI : Kulit tiram
COLI : Senjata tertentu
CONDITA : Terpaksa
CORA : Dalam kegelapan
CREMIN : Kaca hias
CUCUR : Burung elang
CULA : Jambul naga
CUMBANA : Mencium
CUMBANARASA : Kenikmatan bersenggama
CUMBITA : Sentuhan lembut
CUNDAMANI : Permata terbaik
CUNDUK : Bertemu
CUNI : Permata
CURIRANA: Enggan bertempur
CURNITA : Menyatukan
CUTA : Pohon mangga
CUTAJANMA : Lahir terbelah
CWALIKA : Bangsa colamandala
CYUTA : Keluar
( D )
DADAR : Pakaian khusus, tampak
DAEGAL : Lahir pada waktu fajar
DAGDHA : Tahan api
DAHUP : Cuci muka
DAHAYU : Cantik, molek, elok
DAIVA : Dewa
DAKARA : Sepanjang masa
DAKI : Seperti laki-laki
DAKSA : Cakap, ahli
DAKSAYINI : Dewi padi
DALA : Daun bunga
DALANA : Pada jalannya
DALIMA : Buah delima
DALU : Sangat besar
DALUDIN : Sebangsa ikan
DAMA : Ikatan budi, cinta kasih
DAMAYANTI : Terpuji hatinya
DAMI : Serasi
DAMIANTO: Dalam keserasian
DAMIJAN : Benar-benar serasi
DAMILAN : Bertambah keserasiannya
DAMILAH : Tampak serasi
DAMINAH : Mempunyai hati yang serasi
DAMIONO : Mempunyai keserasian
DAMIRIN : Senang keserasian
DAMODARA: Yang bertali melilit pinggang
DAMU : Air pencuci
DAN : Bersiaga
DANABRATA : Tingkah laku, dewa kekayaan
DANADIPA : Raja kekayaan
DANADYAKSA : Penjaga kekayaan
DANAPATI: Rajanya kekayaan
DANASURA: Orang yang sangat dermawan
DANDANI : Mempersiapkan
DANENDRA : Raja yang kaya raya
DANISWARA : Raja yang masyhur dan kaya raya
DANTA : Gading gajah
DANUR : Memanah; membidik
DANURWENDA : Ahli membidik
DARANA : Memusatkan pikiran
DARANI : Bumi, tanah, sejenis mantra
DARA : Istri
DARBA : Ikatan
DARDURA : Katak
DARI : Mulut goa
DARPA : Kebanggaan
DARPANI : Merasa bangga
DARSANA : Terang penglihatannya
DARSI : Berisikan kedamaian
DARSIATI: Damai hatinya
DARUN : Berjalan terus
DARYA : Berbudi, pendapat
DAWALA : Putih menyilaukan
DAWUT : Berangkat
DAYA : Pusat perasaan
DAYITA : Kekasih
DEWA : Raja, pangeran, agung, mulia
DEWANI : Terselubung kemuliaan
DEWARI : Muda dan mulia
DEWATI : Berhati mulia
DEWI : Dewi, ratu, bersih
DIHYAN : Matahari
DIYANTI : Berhati matahari
( E )
EBUH : Kabut
EDOK : Menempatkan diri
EMI : Unggul
ENES : Sendiri
ESTUNGKARA : Kesanggupan menghadapi masalah
( G )
GAHYAKA : Nama pujian
GAJAHSORA : Perkasa tenaganya
GAJENDRA: Perkasa
GALA : Meraung
GALAR : Ramalan
GAMA : Perjalanan
GAMADI : Pengelana
GAMBIRA : Sungguh-sungguh
GAMEL : Menguasai
GANA : Pasukan
GANDARA : Kelompok nada suara
GARDABA : Keledai
GARDANA : Berjiwa pengawal
GARDAPATI : Pengawal berani mati
GARGA : Pendeta
GARJITA : Membanggakan
GARWA : Bangga
GARWITA : Bangga sekali
GASITA : Dihabiskan
GASTI : Cepat
GASTIADI : Baik kecepatannya
GASTIASIH : Dicintai karena kecepatannya
GATA : Telah pergi
GHATAKA : Penyanyi keliling
GATAWATI: Telaga
GATI : Tindakan
GATRA : Anggota tubuh
GINANITA: Menghitung
GITA : Nyanyian; lagu
GITARJA : Nyanyian riang
GORA : Dahsyat
GRAHA : Buaya
GRAHITA : Perasaan
( H )
HAMDRI : Menghitung emas
HANASTA : Menguasai
HANSA : Angsa
HARA : Untaian mutiara
HARAKA : Pembagian
HARANA : Pembawaan
HARI : Singa; dewa wisnu
HARSA : Kegembiraan
HARSANI : Tajamnya kegembiraan
HARSANTO: Kegembiraan yang dalam
HARSAYA : Timbul dari kegembiraan
HARSIKA : Untuk kegembiraan
HASITA : Tertawa
HASSYA : Kegembiraan
HASTA : Tangan
HASTI : Gajah
HASTIN : Redup, mata gajah
HASTINAH: Berbesar hati
HEMANTA : Musim dingin
HEMATALA: Dari daerah pegunungan utara
HIRA : Intan
HIRANYA : Seperti emas
HITA : Keuntungan
( I )
IBHA : Gajah
IBHAKARA: Belalai gajah
ICA : Kehendak hati
IHATRA : Di dunia ini
IKSU : Tebu
INA : Matahari pagi atau senja
INDURASMI : Sinar rembulan
IRA : Gerakan
ISTA : Dikehendaki
ISTAHAL : Bagian yang dikehendaki
ISTAHAR : Kehendak hidup
( J )
JAGADDHITA : Kesejahteraan dunia
JAGHANA : Bagian yang paling dalam
JAGRATARA : Selalu waspada
JALADHI : Samudera
JAMANIKA: Tirai, tabir
JAMPANA : Tandu
JANALOKA : Dari dunia manusia
JANARDANA : Menggairahkan
JANARI : Muda
JANGGALA: Gersang
JANMA : Yang dilahirkan di dunia
JANTAKA : Menjelma
JAPA : Doa
JAPARI : Selalu berdoa
JARA : Lanjut usia
JAYA : Kemenangan, berhasil
JAYASRI : Kemenangan yang cemerlang
JAYATSU : Semoga dia menag
JINA : Pemenang
JINGGA : Merah terang
JITAKSARA : Ahli sastra
JITAKSU : Bermata dewa
JIWANTA : Dalam ketenangan hidup
JIWATRISNA : Ingin hidup
JIYAH : Pujian suci
( K )
KAMA : Dipuja
KAMPA : Getaran
KAMPANA : Mempunyai getaran
KAMINI : Wanita penuh kasih sayang
KANAKA : Emas
KANISTHA: Termuda
KANTA : Batas
KARDI : Pekerjaan, kegiatan
KARMA : Nasib
KARYA : Pembina
KARTALA : Seberkas sinar, penerangan
KARUNYA : Perasaan belas kasihan
KASIR : Panji, bendera
KASMALA : Patah semangat
KASYARA : Termasyhur
KASYAPI : Bumi
KATARA : Dahsyat
KATHANA : Dongengan
KAWACA : Baju perang
KAWANDA : Awan
KAWI : Pujangga
kimpoiDRA : Rajanya pujangga
KAWISWARA: Yang mulia
KAWIWARA : Pujangga terkenal
KAWUK : Suara gagak
KAYA : Tubuh, badan
KAYANA : Dermawan, baik, mulia
KESAWA : Berambut panjang dan indah
KEWALA : Sendiri
KIRANA : Sinarnya cantik dan molek
KUMBA : Belangga
KUNUDHANI : Nama yang dipuji
KURANTAKA : Kain tenun berwarna kuning
KUSALA : Malas
KYATI : Nama yang harum
( L )
LABDA : Telah mencapai tujuannya
LABDAGATI : Berhasil, sukses
LABDAJAYA : Mencapai kemenangan
LABDAWARA : Telah menerima pemberian anugerah
LADIN : Nama bunga
LAKSITA : Terkenal
LAKSMIWATI : Cantik rupawan
LALITA : Yang berharga
LASTANA : Nampak kecepatannya
LASTINI : Kemauannya ingin cepat
LOCANA : Mata
LOHITA : Berwarna merah
LOKA : Dunia
LOKATARA : Luar biasa
LOKESWARA: Raja dunia
( M )
MADHUSWARA: Bersuara merdu
MADYA : Tengah
MADYAMA : Bermutu sedang
MAGADA : Penyanyi
MAHACARA : Bermurah hati
MAHESWARI : Bidadari
MAHIDANA: Pemberian tanah
MAHIDARA: Gunung
MAHIJA : Putra bumi
MAHITALA: Permukaan bumi
MAHOGRA : Sangat kuat
MANA : Kebanggaan
MANDA : Lemah lembut
MANDASARI : Gerakannya lemah lembut
MANDAKA : Menghiasi
MANDAKINI : Anak sungai
MANDARA : Gunung laut
MANDIRA : Bangunan suci
MANDRA : Lemah lembut, halus
MANDRAKANTA : Maju perlahan
MARGA : Jalan, sarana, jalan untuk mencapai
MARGANA : Anak panah
MOKTIKA : Mutiara
MONASRITA : Pendiam
( N )
NADI : Sungai
NALA : Jantung hati
NANDANA : Anak laki-laki
NANDINI : Lembu putih
NANDITAMA : Tukang emas
NARANTA : Berbunyi gemerincing
NARARYA : Yang dimuliakan
NARASNAMA : Namanya suci
NARI : Wanita
NARMA : Hiburan
NASIKA : Hidung
NASTAPA : Mengenaskan
NASTARI : Terus menerus
NASTI : Tidak, tidak ada
NATA : Raja, pemimpin
NATAKA : Diangkat, diresmikan
NATHA : Pelindung
NAWA : Ke sembilan, sembilan
NAWAMI : Yang ke sembilan
NAYA : Tingkah laku
NAYAKA : Prajurit, pengawal
NAYOTTAMA : Kebijaksanaan yang unggul (utama)
NIDHANA : Pandai menyimpan
NIPUN : Pandai, cerdik
NIRADA : Pemberi air; awan
NIRATMAYA : Tidak memiliki pribadi
NIRBANA : Kebahagiaan yang sempurna
NIRBAYA : Tidak gentar, berani menghadapi bahaya
NIRBITA : Tidak mengenal takut
NIRMANA : Terlepas dari rasa harga diri
NIRMAYA : Tanpa kebijaksanaan
NIROGA : Bebas dari penyakit
NIRPATAKA : Terlepas dari kemalangan
NIRWATA : Berputar
NIRWASITA : Bijaksana
NISCALA : Kokoh, mantap
NISCAYA : Berketetapan hati
NISCITA : Sungguh-sungguh
NISITA : Runcing
NITI : Tingkah laku yang baik dan benar
NITIJANA : Berhati-hati
NITIMANTA : Yang berkelakuan baik
NITYA : Tidak ada putusnya
NITYASA : Terus menerus
NIWASANA: Kain, pakaian
NIWASIKA: Mempunyai tempat tinggal
NIYATA : Dikendalikan
NYATA : Berkemampuan
( O )
OGHA : Wanita menderita cinta
OPAL : Batu permata
OSADHA : Ramuan obat
OSADHI : Obat
OSTHA : Bibir
( P )
PADA : Kaki; rumah
PADAPA : Tumbuh-tumbuhan
PADATALA: Telapak kaki
PADIKA : Syair
PADMA : Teratai merah
PADMARINI : Indah serta tajam
PAHANG : Tangkai bunga
PAKSA : Sayap; separuh bulan
PALAPA : Memikat serta menarik hati
PALAWA : Bersemi
PALGUNA : Musim ke delapan
PANA : Tangan
PANASA : Pohon nangka
PANDITA : Orang yang arif bijaksana
PANDYA : Orang suci dan bijaksana
PANGALASAN : Jabatan, martabat
PANI : Tangan
PARABAWA: Mencintai orang lain
PARAHITA: Memperhatikan kesejahteraan orang lain
PARAMA : Paling unggul
PARAMESTI : Berdiri paling depan
PARAMITA : Kebaikan & kebijakannya tidak terduga
PARARTA : Berita
PARISTUTI: Sempurna kepuasannya
PARIWARA : Berita iklan
PARNA : Daun
PARUSA : Tajam dan menusuk
PARWATA : Gunung
PARYANTO : Lingkaran
PARYEM : Landasan
PASA : Rantai
PASADA : Cincin
PASI : Batu
PASTHA : Bagian yang dalam
PASTIKA : Kristal
PASUGATI: Mengunjungi
PATAKA : Bendera
PATALA : Bumi
PATANGGA : Terbang di angkasa
PATIBRATA : Sehidup semati
PATNI : Istri
PATRA : Pantas
PAWAKA : Api
PAWANA : Angin
PAYODA : Awan, yang menghasilkan air
PINGGALA: Keemasan
PIPILAKA: Semut
PITA : Kuning
PRABA : Sinar cahaya
PRABAKTI: Kasih saying
PRABALA : Penting, keras dan kokoh
PRABANGGA : Sombong; congkak
PRABANGKARA : Matahari, pelukis
PRABASA : Terang benderang
PRABATA : Dinihari, fajar
PRABAWA : Kekuatan, tenaganya luar biasa
PRACANDA: Hebat sekali
PRACARA : Tampil ke depan
PRACIMA : Ke arah barat
PRADA : Pemberian, bantuan
PRADANA : Yang penting
PRADATA : Jelas pandangannya
PRADIPA : Lampu, cahaya, sinar
PRAGIWAKA : Mempunyai kewaspadaan
PRAHARSA: Sangat gembira
PRAKASA : Terkenal
PRALAPA : Perbincangan
PRALINA : Larut
PRAMADA : Kelalaian
PRAMANA : Cara dapat pengetahuan secara benar
PRAMATTA: Bergairah
PRAMODA : Kegembiraan yang berlebihan
PRAMUKHA: Terkemuka
PRANA : Nafas
PRANAJA : Anak laik-laki
PRANAMA : Menghormati
PRAPTA : Tercapai
PRAPTI : Kekuatan yang menghasilkan sesuatu
PRASANTI: Kedamaian, ketenangan
PRASARA : Tersebar
PRASASTA : Dipuji-puji
PRASTUTI : Terpuji-puji
PRATISENA : Prajurit
PRAYATA : Bersifat saleh
PRAYATNA: Gigih usahanya
PRAYOGA : Penerapan pekerjaan
PRIYA : Tercinta
PRIYAMBADA : Manis ucapannya
PRIYATAMA : Kekasih yang utama
PUNARBAWA : Lahir kembali
PURAJIT : Penakluk benteng
PURAKA : Hadir di mana-mana
PURANA : Cerita lama (kuno)
PURANTARA : Ibukota
PURASABA : Istana
PURI : Istana
PURWA : Permulaan
PUSPAMAYA: Terbuat dari bunga
PUSPITA : Berbunga
PUSTAKA : Buku, kitab
PUSTI : Keadaan yang terpelihara dengan baik
( R )
RAGA : Nafsu
RAJASWALA : Penuh nafsu
RAJATA : Perak
RAJNI : Putri raja
RAKSA : Perlindungan
RAKTA : Berwarna merah; dipengaruhi nafsu
RAMANIYA: Menyenangkan, pantas dinikmati, indah
RANIA : Bangsawan
RASA : Air
RASENDRIYA : Tajam semua inderanya
RATA : Kesenangan
RATANIKA: Kereta perang
RATIH : Kesenangan, kegembiraan
RATIMAYA : Bayangan keindahan
RATNAMAYA : Bertahtakan permata
RATNADEWATI : Gadis surga
RATNADUHITA : Wanita bagaikan permata
RAWI : Matahari
RAWIKARA : Berkas sinar matahari
RAYNOR : Prajurit yang kuat
RECAKA : Bernafas
RESTI : Bergairah
RESWARA : Ulung, unggul, terkenal
RETISALYA : Luka dalam hati
RODRA : Kejam
RUCIRA : Cemerlang
RUCIRAGATI : Luwes
RUCITA : Gemerlap
RUDIRA : Darah
RUDITA : Ditangisi
( S )
SABAGYA : Bahagia
SABAKTI : Dengan hormat
SABDA : Bunyi
SABHA : Masyarakat terpandang
SADAGATI: Angin
SADAJIWA: Hidup selamanya
SADANA : Penyelesaian
SADARA : Terhormat
SADI : Baik, bagus, indah
SADU : Berbudi luhur
SADUWARTI : Luhur tingkah lakunya
SADYA : Dilaksanakan
SAGRAHA : Siap menolong
SAHAYA : Pembawaan
SAHARDAYA : Penuh perasaan
SAHARSA : Bergembira
SAHASRA : Seribu
SAHIR : Minuman
SAHITYA : Kerukunan, solidaritas
SAHODHA : Dibawa serta
SAHYA : Mampu mempertahankan
SAJJANA : Orang yang bijaksana
SAKA : Dahan
SAKAMA : Mengerjakan dengan mudah
SAKANTI : Cantik kemilau
SAKI : Teman, pengiring
SAKTA : Melekat, menurut kehendak hati
SAKTI : Kekuatan yang hebat, energi
SAKUNA : Burung
SAKUNTA : Burung gagak
SAKWARI : Bulan
SALA : Rumah yang besar
SALINDRI: Pembantu wanita
SAMAGATA: Datang bersama
SAMAHITA: Tetap tegar, ketelitian yang besar
SAMAJA : Gajah
SAMALA : Pemenang
SAMANA : Nafas hidup, kesamaan derajat
SAMASTA : Disatukan
SAMBA : Penuh kebajikan
SAMBARA : Mempersiapkan
SAMBEGA : Dilunakan dengan kasih saying
SAMBOGA : Kenikmatan yang lengkap
SAMIDA : Kayu bakar
SAMIRA : Angin
SAMITI : Ayat suci
SAMITRA : Berteman
SAMIYA : Keseimbangan
SAMODA : Penuh kesukaan
SANDANG : Watak
SANDYA : Persatuan
SANGKARA: Menyebabkan kemakmuran
SANGSAYA: Penuh keraguan
SANTA : Tenang, sentosa
SANTIKA : Yang mendamaikan
SANTOSA : Kepuasan
SANTUSTA: Kepuasan yang sangat besar
SAPADI : Dibandingkan
SARAGA : Dikuasai nafsu
SARANA : Tempat perlindungan
SARASWATI : Dewi ilmu pengetahuan
SARKARA : Madu
SARPA : Ular
SARWA : Seluruh
SARWADA : Pemberi segala sesuatu
SARWAGA : Hadir di mana-mana
SAHWAHITA : Bermanfaat bagi kita semua
SARWARI : Malam
SARWATI : Semuanya dipertimbangkan dalam hati
SARWENDAH : Semuanya serba indah
SASKARA : Kebenaran dan kemurnian
SASMITA : Senyum yang penuh arti
SASTRA : Ilmu pengetahuan
SATWIKA : Menyatukan budi dan jiwa
SATYA : Tulus hati
SATYAWADI: Berbicara secara jujur
SAYAKA : Anak panah
SEWAGATI: Pengabdian
SIKARA : Keras melaksanakan kehendak
SIKARTINI : Puncak gunung
SILA : Tingkah laku
SILAWARTI : Berkelakuan baik
SITARESMI : Sinar rembulan
SITALA : Sejuk
SITANGGU: Bersinar dingin
SIWANDA : Dunia
SIWARKA : Matahari
SIWASTUTI : Melakukan pemujaan
SMARA : Mengingat
SODHA : Suci, murni
SOKA : Duka cita
SOKYA : Kebahagiaan
SOMA : Rembulan
SONITA : Darah
SOPANA : Sarana untuk mencapai
SORABA : Harum, wangi
SRI : Kemakmuran
SRIMAYA : Kemegahan
SUBA : Cemerlang
SUBAGA : Untung, bahagia, indah
SUBRATA : Teguh
SUJANA : Yang saleh dan patut dihormati
SUJIWATI: Jiwa yang tercinta
SUKANYA : Gadis cantik
SUKTI : Mutiara
SULAKSMI: Cantik
SUNDARA : Indah
SUPARNA : Bersayap indah
SURAJANA: Pahlawan
SUTEJA : Sangat cemerlang
SUTRAPTI: Sangat puas
SUWARNA : Emas
( T )
TADYA : Tertib
TANDRI : Kelesuan
TANTRA : Bagian yang mendasar
TANU : Langsing
TARA : Cara yang istimewa
TARUNI : Gadis; perempuan muda
THANI : Kekal, abadi
TIBRA : Kuat dan keras
TILA : Bibir
TIRA : Pantai
TITA : Air mata
TIYASA : Luar biasa
TRIPTA : Kepuasan
TRIYASA : Tiga macam jasa (perbuatan)
TUNAS : Menerima
TUSARA : Salju
( U )
UDA : Air; makmur
UDAHANI : Lautan, samudra
UDAKA : Air
UDANA : Bernafas secara lembut
UDARA : Termasyhur, agung
UDARANA : Contoh yang menjelaskan
UDAYA : Muncul, terbit
UDITA : Hamil
UNGGARANA: Pengucapan
UMA : Lambang keberanian
UPADAYA : Pengajar
UPALA : Batu mulia
UPASAKA : Pemujaan
UPASANTA: Pengendalian diri
UPIH : Burung bangau
URMI : Ombak samudra
URNA : Benang wol
URNI : Berpakaian wol
USA : Malam
USNA : Panas
USNIKA : Bersinar panas
UTSAWA : Pesta besar
UTPULA : Terbuka lebar
( W )
WAHITA : Dilaksana
WAHYA : Lahiriah
WAJI : Kuda jantan
WAJINI : Kuda betina
WAJNA : Mengambil bagian
WALA : Muda, berlimpah
WANDA : Memuji
WANGSA : Garis keturunan
WARAGANG: Prajurit muda usia
WARASTIKA: Batu kristal
WARI : Air
WARJANA : Mengeluarkan
WARNA : Bentuk penampilan
WARSA : Tahun
WASA : Berkekuatan, bersinar
WASAKA : Bertempat tinggal
WASATA : Nama dewa indra
WASI : Ada kemauan
WASITA : Berbau harum
WATA : Angin
WATI : Pandai, berkemampuan
WAWI : Melaksanakan segera
WAYAH : Usia penuh semangat
WEGIG : Ceroboh
WESA : Pakaian
WIDITA : Diketahui
WIGANI : Selalu dalam pengingatan
WIGATA : Berangkat
WIJA : Pelipis, dahi
WILAPA : Ratapan
WILASA : Kesenangan
WILOKA : Menjadi sadar
WIRASA : Hambar
WIRASANA : Bersikap pahlawan
WIRATI : Membebaskan diri dari hawa nafsu
WISALA : Sangat termasyhur
WISAYA : Mempunyai daerah kekuasaan
WISKIRA : Yang menyebarkan
WISTI : Karya yang diwajibkan
WISMA : Bersifat universal
WITA : Kekayaan
WITANA : Berjumlah banyak
WIWARA : Celah
WIYOGA : Berpisah dengan derita
( Y )
YAKTI : Penampilannya tampak jelas
YAMA : Pengendalian diri
YAMANI : Neraka
YASA : Kemuliaan, kehormatan
YASAH : Nama harum
YASTI : Tongkat
YATALIA : Permainan pengisi waktu
YATANA : Kesengsaraan
YATARTA : Sesuai dengan keadaannya
YATHA : Menurut
YATI : Telah mengendalikan nafsunya
YATNA : Mengerahkan tenaga
YOGA : Mencapai kesatuan
YOGI : Sang pertapa
YOGYA : Patut, pantas
YOGINI : Pertapa wanita
B. DARI BAHASA KAWI
( A )
ANDAKA : Banteng
ANDHIKA : Berpangkat tinggi
ANDI : Hamba
ANINDYA : Sempurna, tidak bersalah
ARDI : Gunung
ARDIMAN : Laki-laki yang tegas seperti gunung
ARGA : Gunung yang tinggi
ARI : Yang muda
AMURTI : Bayangan
ANDANI : Bayangan
ANDINI : Penurut
ANIK : Cantik dan mungil
ANILA : Angin
ARGANI : Berani menghadapi bahaya
ARUNDARI : Berganti arah
ARUNDATI : Bintang di angkasa
ARUNDAYA : Terbitnya matahari
ASANCAYA : Kumpulan bunga
ASANGGATA : Tidak seimbang
ASANKA : Ide, gagasan
ASTAGINA : Senantiasa berbuat kebaikan
ASTAKA : Tempat raja
ASTAMA : Sungguh-sungguh
ASTAMI : Purnama indah
ASTAMURTI : Berbentuk
ASTANGGA : Anggota tubuh
ASTASENI : Pelukis hebat
ASTATANU : Bermanifestasi
ASTATIK : Tidak berpengaruh
ASWANDA : Lebih bersemangat
ASWANGGA : Bertubuh cekatan
( C )
CAYAPATA : Gugusan bintang
CAYARINI : Bayangan yang tajam
( D )
DANU : Busur, gendewa
DARMA : Kebajikan, kewajiban
DARLIAH : Gembira serta damai
( G )
GANDON : Selendang
GANDRING : Pertemuan, rapat
GANJIRAN : Kuat serta tajam
GANJUR : Tombak
GAS : Pengganti
GENTALA : Naga
GIRAH : Cemburu
GIYANTO : Bersemangat
GIYANTI : Pendiam
GRAHA : Rumah
GUPI : Menyentuh secara diam-diam
GUPITA : Menangkap, memegang
GURNA : Berkumandang
GURNITA : Bergema
( H )
HADYAN : Berpangkat tinggi
HALA : Alat bajak, membajak
HALAB : Tampak sejenak
HALABI : Yang tampak sejenak
HALADARA : Pembawa bajak
HALAYUDA : Bersenjata bajak
HALI : Bersembunyi
HALIB : Secara sembunyi-sembunyi, rahasia
HALIBAB : Berusaha keras untuk maju
HALIMAN : Gajah
HALIN : Prihatin
HALIWAR : Angin ribut
HALU : Tinggi jabatannya
HAMUN : Jatuh cinta
HANA : Berada
HANDARU : Meteor
HANTEB : Berat
HARAS : Ciuman
HARDI : Gunung
HARDIYANI : Tajam dan tinggi
HARDIYANTI : Berhati indah dan terang
HARINA : Kijang
HARIS : Tindak tanduk yang tenang
HARITA : Kuning muda
HARITALA : Garis kuning di langit
HARJA : Ramai
HARU : Belangga
HASTA : Lengan
HASTHA : Delapan
HASTU : Kesungguhan
HASTUNGKORO : Kesungguhan menghadapi masalah
HASTUTI : Dipuji
HATALA : Madu
HAWAN : Cara untuk mencapai
HEMAS : Kekayaan; logam
HENGKARA : Kebanggaan
HER : Menanti
HUNTARA : Berasal dari utara
( I )
ICUK : Bujukan
IDI : Menggoda
IDIN : Memperhatikan
IKA : Penunjuk
IKANA : Menunjukkan
IKANAH : Berhati penunjuk
IKARI : Penunjuk muda
IKATI : Penunjuk hati
IKAWATI : Penunjuk kepandaian
IKURASU : Sejenis tumbuh-tumbuhan
ILIR : Berlayar
ILU : Ikut serta
INA : Berubah dengan cepat
INDRA : Berkelana
INDUN : Ibu
IRA : Kamu
( J )
JAJAR : Dalam satu garis
JALADA : Awan, mega
JALADARA : Aliran air
JALU : Laki-laki
JAMUS : Benda berkasiat
JANA : Manusia
JANADI : Manusia yang baik
JANIMAH : Benar-benar obat
JANIRAH : Tidak pernah sakit
JARIH : Mumi
JARIYA : Yang akan terjadi
JARUMAH : Orang yang dipercaya
JASMA : Yang terlengkap
JASWI : Melengkapi
JATMIKA : Berbudi luhur
JAYANTI : Bunga yang indah
JENAR : Berkulit kuning
JINAH : Masa depan yang baik
JINEM : Tempat tidur
JULINAH : Tertumpuk
JUMANTARA : Angkasa, dirgantara
JUMI : Tengah
JUMINAH : Adil, tidak berpihak
JUMLAH : Berada di tengah
( K )
KACAYA : Dinaungi
KADALI : Pohon pisang
KADAWI : Sejenis minyak adas manis
KADI : Seperti
KAGENDRA : Garuda (raja burung)
KAJAR : Alat tanda bahaya
KALANTARA : Jarak waktu, penundaan
KALASA : Tikar
KALPANA : Tercipta
KAMAL : Pohon asam
KAMALI : Sejenis tumbuh-tumbuhan khas
KAMANDAKA : Yang memerintah
KAMANI : Sejenis tumbuh-tumbuhan
KAMBALA : Selimut
KAMIRAH : Berdarah penyayang
KANA : Perhiasan tangan, gelang
KANI : Luka
KARA : Telapak tangan
KARKASA : Kokoh dan kuat
KARMI : Cacing
KARUN : Menjadi sasaran
KASAPI : Sejenis bunga-bungaan
KASUB : Termasyur dan terkenal
KAWADI : Yang menutupi rahasia
KAWISTA : Kediaman kera-kera
KAYI : Anggota tubuh
KENAR : Sinar rembulan
KERAMA : Aturan
KESARA : Teratai
KESARJA : Rambut
KIJAN : Berlari-lari, berloncat-loncat
KIKI : Mempunyai rasa malu
KIKIS : Terselinap di dalam pagar
KIRNA : Terpancar di sekitarnya
KOSALI : Orang Suci
KOSTUBA : Permata dari samudra
KUMALA : Batu permata
KUMARA : Anak laki-laki
KUMUDA : Bunga tanjung putih
KUNDALI : Pengekangan, pengendalian
KUPITA : Mudah marah
KURANTA : Tidak dalam kekurangan
KUSALA : Mumi
KUSARA : Rumput alang-alang
KUSUMA : Bunga
KUSUMASTUTI : Dipuji bagai bunga
KUWAKA : Kuat sekali
KUWALAYA : Bunga tanjung berwarna biru
KUYAKA : Sejenis burung yang indah
( L )
LAKU : Cara
LALA : Ranum
lali
 : Lupa memperhatikan
LAKSMI : Cantik dan molek
LARIS : Kelembutan
LAS : Secepat kilat
LASMADI : Bergerak baik serta cepat
LASMANI : Terselubung gerakan cepat
LASMANTO : Di dalamnya bergerak cepat
LASMINAH : Berhati cantik
LASMINI : Semerbak harum
LASMIRAH : Berkilau-kilau
LAWANA : Samudra
LAWAR : Belum dimasak
LAWAT : Rindang
LAYA : Bertempat tinggal
LAYANA : Mengalir terus menerus
LEJAR : Bahagia serta tentram
LEMET : Berkumis tipis
LEPAMAYA : Olesan yang bercahaya
LEPANA : Olesan yang lembut
LEPEKA : Tidak bernoda
LEWIH : Unggul, memiliki kelebihan
LIGAR : Tidak terputus
LIKAH : Tiang penyangga
LIPUR : Terhibur
LIRIH : Memandang sejenak (sekilas)
LOL haha : Bergerak ke sana ke mari
LOPA : Peniadaan bunyi, tenang
LURUH : Meneliti
LURUN : Memberi jalan
LURUS : Ramping
LUWAR : Berpisah
LITUHAYU : Cantik rupawan
LOCITA : Pemikiran yang dalam
LYAN : Berbeda, tidak sama
LYUS : Langsing
( M )
MACIKA : Rambut terurai
MADA : Kegembiraan
MADAHARSA : Nafsu cinta
MADE : Bale kecil, tengah
MADHURYA : Kecantikan
MADYANA : Berada di tengah, tidak memihak
MAGA : Musim ke tujuh
MAGANI : Menyenangkan
MAHADANA : Sangat kaya
MAHADRI : Gunung yang besar
MAHARDIKA : Bebas, berbudi luhur
MAHASURA : Pejuang besar
MAHAWIRA : Pahlawan besar
MAHAWIRYA : Sangat kuasa
MAHESWARA : Raja besar
MAJA : Sumsum
MAJAYA : Pelaut
MALINI : Perangkai bunga
MANDALA : Wilayah, daerah, negara
MANDATEJA : Sinar redup
MANGGALI : Pejabat terkemuka
MANGKIN : Semakin, kian lama
MANGURI : Ahli baca tulis
MANIS : Cantik, ramah dan manis
MANTRI : Penasehat raja
MANYARI : Serangkaian bunga
MANYURA : Burung merak
MARIANA : Memiliki kesehatan yang baik
MARICI : Sinar cahaya, khayalan
MARMA : Sangat meresap
MARMARA : Sangat terharu
MARTANI : Merata
MARTINI : Hatinya menyebar
MAYANG : Bunga pohon pinang
MEGAWATI : Kelincahan awan, pelindung panas
MERU : Gunung
MITA : Alasan
( N )
NABDA : Suara yang dalam
NABHA : Bergerak
NADINDRA : Sungai besar dan dalam
NAGARA : Negara, pemerintah
NAGATA : Bermasa depan
NILA : Pewarna biru tua
NIPAH : Pohon palem
NIRMALA : Tanpa cacat
NISMARA : Penuh ketenangan
NISTANA : Buah dada
NITA : Permainan, pertaruhan
NITISARA : Bijaksana
NIWADA : Tambahan
NOHAN : Merasa bahagia
NURMALA : Bebas dari penyakit
( O )
OGYA : Lebih baik
OJWALA : Menjulang ke angkasa
OLAH : Tingkah laku
OMA : Sungguh-sungguh
ONGOMANI : Meresmikan
OPAYA : Usaha
ORAGASTRA : Anak panah; ular
OSWADA : Berdada bidang
OSWASA : Panjang nafasnya
( P )
PACAR : Calon pengantin
PACARA : Pelaksanaan upacara
PACIKUR : Penangkap
PACIRA : Dikelilingi pagar
PACUH : Gembira, suka cita
PACUNDANG : Mengalahkan
PACUPI : Memancar
PACIMA : Rembulan
PADA : Surga
PADAKA : Perhiasan
PADAM : Kehilangan nafsu dan kekuatan
PADAN : Menyamai
PADARTA : Mempunyai arti
PADALI : Bunga cempaka
PADMASANA : Duduknya bagaikan bunga teratai
PADU : Cekcok; perang mulut
PADMASARI : Batu permata indah
PAHAT : Terhiasi
PAKSI : Burung
PALAR : Menjadi harapan
PALASARA : Berbau harum
PALASTRI : Mempunyai tiga pesona
PALIBAYA : Teman sekerja
PALINDA : Siap menghidangkan
PALISIR : Perhiasannya lengkap
PALUPI : Teladan, petunjuk, dikenang
PALWA : Pesisir
PAMA : Umpama, missal
PANAKARDI : Mempersiapkan diri
PANCA : Lima
PANCAKA : Api pembakaran
PANDI : Lembing, tombak
PANGI : Nama pohon
PANITA : Tangannya berguna
PANJI : Bendera, tanda kebesaran
PANULI : Kuas lukisan
PARGATA : Pelindung
PARISYA : Perisai
PARTAYA : Yang dipercaya
PARWA : Sebagian
PARWAKA : Bulan separuh
PATAH : Pancuran air hujan
PAWANA : Suci
PERMANA : Mengetahui secara jelas
PETI : Hitam
PIHARSA : Mendengarkan
PINADA : Menyamai
PINTA : Selalu memohon
PINI : Diketahui
PINTEN : Jelas dan nyata
PIPIT : Berhimpitan
PIRATA : Jiwa
PITALOKA : Yang telah berlalu
PRADAYA : Bertujuan
PRAGATA : Cepat
PRAHASANA : Menggairahkan
PRAKAWI : Benar-benar mengetahui
PRAKOSA : Hebat, garang
PRANAJAYA : Bernafas panjang
PRAPTAMA : Pencapaian utama
PRASADA : Bangunan megah serta mewah
PRASAYA : Memohon karunia
PRASISTA : Kenyataan, telah terbukti
PRASTYA : Berjanji, bersumpah
PRATAMA : Paling ulung
PRATISARA : Pejuang di garis depan
PRATISTA : Berdiri secara mantap
PRAWALA : Petunjuk, lambing
PRAYAGATI : Bersiaga dalam tindakan
PRISADI : Bangunan yang menjulang tinggi
PRIYAKA : Sejenis tanaman
PUSPA : Kembang, bunga
PUNAGI : Ketetapan hati yang diikrarkan
PURASANI : Jenis logam besi
PURWAKA : Lebih dahulu
( R )
RADIN : Dibersihkan dari noda
RADINKA : Telah menyelesaikan
RAGI : Kain tenun
RAHAGI : Bersinar
RAJASWA : Milik raja
RAJENDRA : Sangat tampan
RAKSAKA : Penjagaan yang ketat
RAMBANG : Meliputi banyak hal
RAME : Menyenangkan
RANANTA : Merantai
RANCAP : Menyerbu lawan
RANDI : Kain sutera merah
RANGIN : Perisai
RANGKUNG : Bungkuk
RANGGA : Bunga
RANGSANG : Menyerang
RANJANA : Bergembira
RANJING : Menguasai
RANTA : Rantai
RANTI : Rangkaian bunga
RANU : Danau, kolam
RAPI : Kain
RARA : Gadis, perawan
RARAS : Emosi cinta
RASAGAMA : Lebih baik
RASAMALA : Sejenis tumbuhan khas
RASI : Kuantitas
RASMI : Bersinar
RASMINI : Yang bersinar
RAWAT : Permulaan
RAYI : Adi
RAYUNG : Dayung, sirip
REMBYA : Terbentang
REMBYUNG : Subur
RENA : Ibu
RENIK : Halus dan berbentuk
RENANTA : Istri
REPI : Tertulis
RINDI : Bola
RINI : Tajam
RIRIS : Gerimis
RUCI : Cerdik
RUHUR : Berada di atas
RUJITA : Yang terkoyak
RUKMA : Yang cemerlang
RUKMAMAYA : Bayangan yang berkilau
RUKMASARA : Seperti emas
RUKMAWATI : Terbuat dari emas
RUKMI : Emas
RUM : Daya tarik, keindahan, kecantikan
RUPADA : Berbentuk
RUPAKARA : Mengubah
( S )
SABALA : Kuasa
SADAMA : Merendahkan
SADINA : Pemilik kebaikan
SADUBUDI : Sangat luhur budinya
SAGALA : Lengkap
SAGILA : Mendekati, sangat dekat
SAGUNA : Mempunyai sifat baik
SAHASIKA : Pemberani
SAJI : Keperluan upacara
SAKA : Tonggak, tiang
SAKARA : Mengerjakan dengan mudah
SAKTIKA : Kekuasaan spiritual
SAKURA : Lintah
SAKUTA : Pertolongan
SALAGA : Kuncup bunga
SALWA : Seperti
SALWAKA : Seperti perak
SALJA : Landak
SAMADI : Penenangan pikiran
SAMANI : Berharga seperti permata
SAMANTA : Pemimpin daerah
SAMARA : Pertemuan
SAMAS : Empat ratus; penolong orang miskin
SAMBARANA : Rendah hati
SAMBITI : Yang tinggi
SAMBITA : Nama bunga
SAMIRI : Yang tertutup tirai
SAMITA : Berukuran sama
SAMPAR : Pukulan
SANA : Tempat, kediaman
SANDANG : Pakaian
SANDUNG : Menggoyang
SANTANA : Keturunan
SAPTAPADI : Mempunyai tujuh sarana
SAPURATI : Siap untuk kimpoi
SARABA : Keadaan siap
SARAH : Dalam segala hal
SARIP : Menggali
SARIBAN : Dididik, diasuh
SARIRA : Tubuh; diri pribadi
SARINAH : Riang dan bersemangat
SARITA : Tindakan
SARJA : Menarik, disusun secara baik
SARJIWA : Tulus hati
SARU : Bersuara keras
SARWARSA : Keseluruhan
SARWI : Sambil, supaya
SASMARA : Bermain asmara
SATMIKA : Menyatukan budi dan jiwa
SATYAWATI : Kepandaiannya setulus hati
SEMI : Tunas, tumbuh
SEMU : Nampak sebagian
SENDANG : Kolam, sumber air
SENENG : Yang dicintai
SENG : Kilauan cahaya
SESTAWA : Mengecam
SETRA : Padang, hamparan
SEWALA : Lumut
SIDIK : Waspada
SIGRA : Bertindak cepat
SILADRI : Gunung batu; halilintar
SILIH : Bergantian
SINGGIH : Kesungguhan
SIPI : Sangat tinggi derajatnya
SIPTA : Tanda yang penuh arti
SODAMA : Kunang-kunang
SUBANI : Nama bunga
SUBAL : Bertingkah kasar
SUBALA : Sangat kuat
SUCITA : Berbudi utama
SUDAKARA : Bersinar putih
SUDANA : Harta benda
SUDANTA : Sangat pandai
SUDIPTA : Cemerlang
SUGANDA : Berbau harum
SUJATI : Sehat
SUKAT : Berisi, daya tampung
SUKI : As, pusat roda
SULASIH : Tumbuh-tumbuhan semak
SULI : Sulaman yang indah
SULUH : Penerangan
SUMA : Kesal
SUMANTRI : Penasehat
SUMARGA : Jalan yang baik
SUMBI : Saling membantu
SUMILAH : Berseri-seri
SUMINA : Bercahaya
SUNGKAWA : Patah hati
SUPADI : Keperluan
SUPATA : Kutukan
SUPATNI : Istri
SUPITA : Kuning sekali
SURAGA : Permadani
SURASA : Enak, sedap
SURAT : Garis yang tertulis
SURENDRA : Sangat tampan
SUSARA : Sangat kuat
SUSENA : Tentara yang tangguh
SUTALA : Surga di bawah bumi
SUTAPA : Pertapa
( T )
TADAKARA : Jatah
TADASIH : Merindukan bulan
TAHA : Keprihatinan
TAKI : Mempraktekkan
TAKSA : Sayap
TAKWAN : Pertanyaan
TAMI : Tamu, jamu
TAMPING : Perbatasan
TANDES : Akhir tujuan
TANTA : Benang
TARAKA : Bintang, bermata bintang
TARANG : Tembus pandang; sarang unggas
TAWIN : Melindungi
TAWUNG : Membatasi
TAYA : Ketiadaan
TAYANA : Tidak ada sama sekali
TAYUNG : Berdiri condong
TAYURA : Gelang tangan
TIKAH : Prilaku
TIKTA : Hati yang dalam
TILAS : Yang ditinggalkan
TILEM : Malam yang gelap
TILING : Condong
TINGKAH : Merencanakan
TITAH : Mempunyai rencana
TOTOK : Ketukan
TOWOK : Tombak, lembing
TULAKSAYA : Di luar keseimbangan
TULUS : Sempurna
TULYA : Sebading
TUMUWUH : Tumbuh
TUNDA : Bertumpuk
TUNGGAL : Satu
TUNTUN : Bimbingan
TURAH : Yang masih tersisa
TURANGGA : Kuda
TURIDA : Cinta, dilanda cinta
TURNA : Dengan cepat
TUSTA : Bahagia
TUSTI : kepuasan
TUTUH : Gerak irama
TUTUK : Mulut, lubang
TUTUR : Lubuk jiwa yang paling dalam
TUTUD : Hati
TUWUH : Hidup
TUWUK : Puas
TYAGA : Pemberian
( U )
UBHAYA : Memiliki dua cara
UBHAYAHITA : Menjadikan merah berpijar
UDAYANA : Pola
UDDHARA : Mengadakan seleksi
UDIYANI : Kebun raja, taman permaisuri
UGRAHA : Dihormati
ULUNG : Burung elang
UMAH : Tempat tinggal
UMBAR : Membebaskan
UMBARA : Memperhatikan
UMBUL : Muncul
UNI : Suara
UNTARA : Naik
UPADA : Penyamaran
UPAKARI : Pelayanan
UPARENGGA : Perhiasan
UPIH : Kelopak bunga
URA : Tersebar
( W )
WACAKA : Dibicarakan
WACANA : Pelajaran
WACIKA : Tanpa keraguan
WADAH : Tempat penyimpanan
WADAKA : Menekan
WADANA : Wajah, air muka
WADYA : Bala pengiring
WAGMI : Baik tutur katanya
WAGINDRA : Baik bahasanya
WAGISWARI : Ahli bicara
WAGUS : Tampan
WAHIL : Keras kepala
WAHIRI : Persaingan
WAHYAKA : Yang bersifat lahiriah
WAJA : Gigi
WAJENDRA : Raja
WAJU : Pakaian
WAKYA : Mengajarkan
WALANTAGA : Bendera, umbul-umbul
WALAYA : Gelang, cincin
WALIKRAMA : Upacara sesaji
WANGKAWA : Berkilauan di angkasa
WANGSI : Seruling
WANGSUL : Kembali
WANGUN : Bentuk
WANI : Kegagahan
WARA : Obyek pilihan; harapan
WARABRATA : Ibadah yang unggul
WARANGGANI : Berwajah elok
WARJI : Bermesraan
WARJITA : Cacing
WARJITAH : Ditinggalkan
WARSAJANA : Doa restu
WARSIH : Merasa telah cukup
WASTHA : Memiliki gelar
WATARA : Kurang lebih
WATSI : Banteng
WAWANG : Angkasa
WAYA : Berada
WEDYAWATI : Ahli obat-obatan
WEKA : Anak laki-laki
WELAS : Simpan
WELING : Pesan
WENANG : Memiliki kekuasaan
WENI : Pasir
WICITRA : Bermacam-macam
WIDA : Bedak, pupur
WIDARA : Nama tumbuh-tumbuhan
WIDASARI : Tumbuh-tumbuhan yang menjalar
WIDU : Pemain, penari
WIDURI : Permata, batu mulia
WIDYATIH : Halilintar
WIGA : Kejam
WIGAR : Bersemangat
WIJAH : Sangat gembira
WIJANG : Dada
WIJIL : Tampil
WIKALPA : Berselang-seling
WIKARA : Penyimpangan
WIKASITA : Mekar
WIKSA : Pengetahuan
WIKSITA : Menyedihkan
WILAYA : Genit
WILALUNG : Tinggi besar
WILANTI : Perangkap
WILIS : Keluar dengan segar
WINATRA : Membagi secara rata
WIRA : Laki-laki pemberani
WIRAGA : Bunga melati
WIRAPATNI : Istri pahlawan
WIRASENA : Kumpulan para pemberani
WIRASMI : Tidak bersinar
WIRASTUTI : Sangat terpuji
WIRYAMANTA : Penuh semangat
WIRYATEJA : Mempunyai keberanian & kecemerlangan
WIRYAWAN : Berderajat dan berkedudukan tinggi
WISATAGATI : Bergerak dengan cepat
WISATA : Bergerak dengan bebas
WITADYA : Melakukan apa yang ada di depannya
WIYATI : Langit
WRISADI : Paviliun
WRUHANA : Mengerti; dimengerti
WULUNG : Hitam; burung elang
WURSITA : Terhormat
WUSMAYA : Bingung
WUNI : Rahasia
( Y )
YADI : Meskipun
YAN : Karena
YANA : Bergerak
YATALANA : Bersenang hati secara bebas
YATAYUKTI : Serasi, cocok sekali
YODHA : Pejuang, prajurit
YOJYA : Disatukan
YONI : Sempurna
YOWATI : Remaja
YUDANTA : Dalam peperangan
YUGALA : Pasangan yang serasi
YUKTI : Kecocokan

Sabtu, 14 Februari 2015

6 Alasan mengapa HARAM hukumnya mengikuti perayaan "valentine" ✖

Sekilas tentang hari Valentine

Alhamdulillahilladzi hamdan katsiron thoyyiban mubarokan fih kama yuhibbu robbuna wa yardho. Allahumma sholli ala nabiyyina Muhammad wa ala alihi wa shohbihi wa sallam.Banyak kalangan pasti sudah mengenal hari valentine (bahasa Inggris: Valentines Day). Hari tersebut dirayakan sebagai suatu perwujudan cinta kasih seseorang. Perwujudan yang bukan hanya untuk sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Namun, hari tersebut memiliki makna yang lebih luas lagi. Di antaranya kasih sayang antara sesama, pasangan suami-istri, orang tua-anak, kakak-adik dan lainnya. Sehingga valentines day biasa disebut pula dengan hari kasih sayang.

Sejarah asal usul ditetapkanya hari Valentine

Sebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal-usul Valentines Day. Namun, pada umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi namanama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentines Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).

Kaitan Hari Kasih Sayang dengan Valentine

The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa St. Valentine yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan Tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (The World Book Encyclopedia, 1998).

Versi lainnya menceritakan bahwa sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati sebagai pahlawan karena memperjuangkan kepercayaan), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis Dari Valentinusmu. (Sumber pembahasan di atas: http://id.wikipedia.org/ dan lain-lain)

Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan:


Valentines Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme dan kesyirikan.
Upacara Romawi Kuno di atas akhirnya dirubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentines Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Jadi acara valentine menjadi ritual agama Nashrani yang dirubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine.
Hari valentine juga adalah hari penghormatan kepada tokoh nashrani yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta.
Pada perkembangannya di zaman modern saat ini, perayaan valentine disamarkan dengan dihiasi nama hari kasih sayang.
Sungguh ironis memang kondisi umat Islam saat ini. Sebagian orang mungkin sudah mengetahui kenyataan sejarah di atas. Seolah-olah mereka menutup mata dan menyatakan boleh-boleh saja merayakan hari valentine yang cikal bakal sebenarnya adalah ritual paganisme. Sudah sepatutnya kaum muslimin berpikir, tidak sepantasnya mereka merayakan hari tersebut setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah ritual non muslim bahkan bermula dari ritual paganisme.

Selanjutnya kita akan menyebutkan 6 Alasan Mengapa HARAM Hukumnya Ikut Merayakan Hari Valentine.

Alasan Pertama: Merayakan Valentine Berarti Meniru-niru Orang Kafir

Agama Islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir (baca: tasyabbuh). Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan hal ini juga merupakan kesepakatan para ulama (baca: ijma). Inilah yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Iqtidho Ash Shiroth Al Mustaqim (Taliq: Dr. Nashir bin Abdil Karim Al Aql, terbitan Wizarotusy Syuun Al Islamiyah).

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبُغُونَ ، فَخَالِفُوهُمْ

Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka. (HR. Bukhari no. 3462 dan Muslim no. 2103) Hadits ini menunjukkan kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum dan di antara bentuk menyelisihi mereka adalah dalam masalah uban. (Iqtidho, 1/185)

Dalam hadits lain, Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka. (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho [hal. 1/269] mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman dalam Irwaul Gholil no. 1269). Telah jelas di muka bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.

Alasan Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman

Allah Taala sendiri telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam valentine. Semoga ayat berikut bisa menjadi renungan bagi kita semua.

Allah Taala berfirman,

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. (QS. Al Furqon [25]: 72)

Ibnul Jauziy dalam Zaadul Masir mengatakan bahwa ada 8 pendapat mengenai makna kalimat tidak menyaksikan perbuatan zur, pendapat yang ada ini tidaklah saling bertentangan karena pendapat-pendapat tersebut hanya menyampaikan macam-macam perbuatan zur. Di antara pendapat yang ada mengatakan bahwa tidak menyaksikan perbuatan zur adalah tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Inilah yang dikatakan oleh Ar Robi bin Anas.

Jadi, ayat di atas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Jika tidak menghadiri perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji, maka ini berarti melakukan perayaan tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela dan termasuk aib (Lihat Iqtidho, 1/483). Jadi, merayakan Valentines Day bukanlah ciri orang beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.

Alasan Ketiga: Mengagungkan Sang Pejuang Cinta Akan Berkumpul Bersamanya di Hari Kiamat Nanti

Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

مَتَّى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ

Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?

Beliau shallallahu alaihi wa sallam berkata,

مَا أَعْدَدْتَ لَهَا

Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?

Orang tersebut menjawab,

مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.

Beliau shallallahu alaihi wa sallam berkata,

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan,

فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam: Anta maa man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).

Anas pun mengatakan,

فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.

Bandingkan, bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda. Valentine-lah sebagai pahlawan dan pejuang ketika itu. Lihatlah sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam di atas: Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang engkau cintai. Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir?

Siapa yang mau dikumpulkan di hari kiamat bersama dengan orang-orang kafir[?] Semoga menjadi bahan renungan bagi Anda, wahai para pengagum Valentine!

Alasam Keempat: Ucapan Selamat Berakibat Terjerumus Dalam Kesyirikan dan Maksiat

Valentine sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. (Dari berbagai sumber)

Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi To be my valentine (Jadilah valentineku), berarti sama dengan kita meminta orang menjadi Sang Maha Kuasa. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.

Kami pun telah kemukakan di awal bahwa hari valentine jelas-jelas adalah perayaan nashrani, bahkan semula adalah ritual paganisme. Oleh karena itu, mengucapkan selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam hari raya orang kafir lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca: ijma kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah (1/441, Asy Syamilah). Beliau rahimahullah mengatakan, Adapun memberi ucapan selamat pada syiar-syiar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal atau selamat hari valentine, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.

Alasan Kelima: Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina

Perayaan Valentines Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.

Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang. Naudzu billah min dzalik.

Padahal mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah Taala berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al Isro [17]: 32)

Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan Janganlah melakukannya. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.

Kerusakan Keenam: Meniru Perbuatan Setan

Menjelang hari Valentine-lah berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan agar berbuah pahala. Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti daripada hal lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu mungkin bisa bermilyar-milyar rupiah dihabiskan ketika itu oleh seluruh penduduk Indonesia, hanya demi merayakan hari Valentine. Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah,

وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan. (QS. Al Isro [17]: 26-27). Maksudnya adalah mereka menyerupai setan dalam hal ini. Ibnu Masud dan Ibnu Abbas mengatakan, Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru. (Lihat Tafsir Al Quran Al Azhim)

Penutup

Itulah sebagian kerusakan yang ada di hari valentine, mulai dari paganisme, kesyirikan, ritual Nashrani, perzinaan dan pemborosan. Sebenarnya, cinta dan kasih sayang yang diagung-agungkan di hari tersebut adalah sesuatu yang semu yang akan merusak akhlak dan norma-norma agama. Perlu diketahui pula bahwa Valentines Day bukan hanya diingkari oleh pemuka Islam melainkan juga oleh agama lainnya. Sebagaimana berita yang kami peroleh dari internet bahwa hari Valentine juga diingkari di India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Alasannya, karena hari valentine dapat merusak tatanan nilai dan norma kehidupan bermasyarakat. Kami katakan: Hanya orang yang tertutup hatinya dan mempertuhankan hawa nafsu saja yang enggan menerima kebenaran.

Oleh karena itu, kami ingatkan agar kaum muslimin tidak ikut-ikutan merayakan hari Valentine, tidak boleh mengucapkan selamat hari Valentine, juga tidak boleh membantu menyemarakkan acara ini dengan jual beli, mengirim kartu, mencetak, dan mensponsori acara tersebut karena ini termasuk tolong menolong dalam dosa dan kemaksiatan. Ingatlah, Setiap orang haruslah takut pada kemurkaan Allah Taala. Semoga tulisan ini dapat tersebar pada kaum muslimin yang lainnya yang belum mengetahui. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada kita semua.

Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihaat. Wa shollallahu ala nabiyyina Muhammad wa ala alihi wa shohbihi wa sallam.


Penulis: Ust. Muhammad Abduh Tuasikal 

Sinopsis cerita “Bahaya Minuman Keras”

Narko adalah pemuda yang sangat gagah dan tampan. Ia selalu berangkat kuliah dengan mengendarai ojek langganannya yang berpangkalan tepat di depan setasiun tugu. Narko tumbuh di lingkungan yang kurang baik untuk perkembangan remaja. Saat ia telah menginjak bangku kuliah, ia terpengaruh oleh lingkungan dan teman-temannya pun juga melakukan kegiatan yang menyimpang dari masa perkembangan remaja yang semestinya. Pada dasarnya Narko juga mudah di pengaruhi, sehingga ia terjerumus kedalam pergaulan yang menyimpang. Dulunya ia tak mengenal hal yang seperti itu. Sekarang ia jadi sering mabuk-mabukan, memakai narkoba, dan sering pulang larut malam.
Sebenarnya ada rasa menyesal pada diri Narko, namun ia telah terlanjur berbaur dengan lingkungan yang salah dan sulit mengontrol diri untuk lepas dari pergaulan yang salah. Hari demi hari ia menjalani kehidupannya yang suram, meminum minuman keras telah menjadi rutinitasnya, meminum obat-obatan terlarang telah menjadi keseharian Narko. Kebiasaan yang kini ia lakukan menjadikan tubuhnya lebih kurus dan makin lemah.
        Akibat dari perbuatan Narko, sekarang kuliahnya semakin terbengkalai dan nilainya pun tidak karu-karuan. Selain telah merusak tubuhnya sendiri dengan cara seperti itu, ia juga pasti akan mengecewakan harapan orang tuanya. Mungkin karena Narko tidak memiliki teman yang dapat menasehatinya tentang hal-hal yang baik. Sehingga ia menjadi orang yang mudah dipengaruhi menuju ke pergaulan yang negatif.
Pesan moral yang dapat kami ambil adalah “Jangan sekali-kali mencoba hal yang negatif, seperti yang di lakukan Narko. Perbuatan itu dapat merusak kita dan harapan yang telah kita cita-citakan untuk masa depan. Makanya kita harus bergaul dengan orang yang baik, agar perilaku kita menjadi baik pula.”

Bahasa Inggris ~ Contoh Teks Introducing

Hello mam Choir, i want to introduce my self. My name is Ratnasari Kumala Dewi, and my nick name is Ratna. I graduated from Junior High School 6 Salatiga. I live on the Argorumekso street,  Ringinawe III RT 12 RW 01 sub districts Ledok Argomulyo, Salatiga. I was the first child in my family and i have a little sister. My little sister named Vika. She is very cute and beautiful. She has light skin. She has a curly hair. And she has two black eyes. She was 8 years old. She was grade 2 in elementary school Ledok 07. She likes to play in the front yard of my house with her friends. Sometimes, she also forgot to eat because she's playing with her friends. She is very difficult when my mom told to eat her. Vika likes to play bike. If on the Sunday morning, she always get up early to ride with my family. She loves to eat scrambled eggs and nuggets. She likes to drink water and fruit soup.
The goals of my life is makes my parents happy, make them proud, and successful J . I ever achieved was in the 7th grade junior high, I reach rank 3 in semester 1 and rank 2 in the second half in the class. And I also won the pramuka competition and i won first prize in the competition. I was not expecting it, and it was making me very happy and touched. I get a charter championship and it was making my parents happy.
I have someone who I's favorites. That person is my father. I idolized my father because he is different among others. He can make me laugh, protected, and very attention. I really love my father.
 My hobby is listening to music. I really like the music of one of the bands from the west, ie westlife. I liked the music because the music is very melodious and romantic. I really like the song is titled beautiful in white, why do you love me, and miss you.
My favorite food is steak and fried rice. I've been to the cafe ole with my friends when we held a joint reunion. My friends and i each ordered a different menu. My friends named Rizki, Amin, Faizin, and Rizal ordered fried rice. While Adellah, Novia, Intan, im ordered chicken steak. And I think the taste of the chicken steak is delicious, so it makes me want to eat again.
My favorite color is purple and blue. My favorite movie is the conjuring and frozen. I liked the conjuring movie because this movie contains real story and imaginary elements, so it is very interesting to watch. While the 'frozen' movie, I'm very interested this movie because there is also contain good moral values​​. And I really liked the movie.
I really dont like waiting, hungry, and think is not clear.
According to my own, my differences with the others is that I have to achieve my goal in this school to get the best results and assume all the same friends, so do not be picky friend. J
The conclusion was that we should be proud of ourselves, just live your life like water flowing. The choice is yours and do not give up.
I think that's all I can tell, for your attention, thank you J